Mohon tunggu...
Yudo AgilKrisnadi
Yudo AgilKrisnadi Mohon Tunggu... Editor - MAHASISWA

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaitan Antara Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan Masalah Anak Jalanan

22 Oktober 2019   06:37 Diperbarui: 22 Oktober 2019   07:05 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Fenoma anak jalanan sudah tak asing bagi kita. Bahkan sekarang, fenomena anak jalanan sudah menjadi perhatian dunia. Seiring bertambahnya anak-anak di kota besar, maka bertambah pula anak-anak yang menghabiskan waktu produktif di jalanan. Di Indonesia sendiri, anak jalanan sudah mencapai 50 ribu anak bahkan bisa lebih.

Secara umum, pendapat yang berkembang di masyarakat mengenai anak jalanan adalah anak-anak yang berada di jalanan untuk mecari nafkah dan menghabiskan waktu untuk bermain, tidak bersekolah, dan kadang kala ada pula yang menambahkan bahwa anak-anak jalanan mengganggu ketertiban umum dan melakukan tindak kriminal (Martin dan Agustian dalam Terloit 2001). 

Adanya pandangan seperti ini akan memengaruhi sebagian masyarakat yang menganggap anak jalanan adalah sekelompok orang yang bersifat negatif. Dengan kata lain masyarakat memandang mereka dengan sisi yang buruk.

Jika individu diterima orang lain, diterima dan disenangi karena keadaannya, maka individu akan bersikap menghormati dan menerima diri sendiri. Sebaliknya, jika orang lain selalu meremehkan, menyalahkan, dan menolak, maka kita tidak akan menyayangi diri sendiri. (Candless dalam Sobur 2003). Walaupun anak merasa telah berusaha menampilkan tingkah laku yang baik, namun stigma tersebut tetap melekat pada diri mereka, dan memengaruhi pandangan mereka terhadap dirinya sendiri dan cenderung negatif.

Definisi operasional anak jalanan, yaitu anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan berkeliaran di jalanan dan tempat-tempat umum lainnya. Mereka biasanya berusia 6-18 tahun, masih sekolah atau sudah putus sekolahm tinggal dengan orang tua maupun tidak, atau tinggal di jalanan sendiri maupun dengan teman-temannya, dan mempunyai aktivitas di jalanan, baik terus-menerus maupun tidak. (Departemen Sosial, Terloit 2001)

Beberapa faktor utama, yang diakui oleh masyarakat dan beberapa tokoh, yang menyebabkan timbulnya anak jalanan, antara lain, kemiskinan, disfungsi keluarga, dan kekerasan dalam keluarga. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran masyarakat tentang anak jalanan. Adapun tujuan dari penulisan essai ini adalah untuk mengetahui hubungan antara prinsip pertumbuhan dan perkembangan dengan masalah anak-anak jalanan.

Dalam essai ini penulis akan memaparkan kaitan prinsip pertumbuhan dan perkembangan dengan anak-anak jalanan. Dalam mencapai kematangan perkembangan, ternyata ada banyak prinsip-prinsip yang ada dalam proses perkembangan tersebut. Prinsip tersebut harus dipahami oleh setiap orang agar memudahkan pembentukan/perkembangan yang dialami anak-anak.

PEMBAHASAN

Faktor Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Jalanan

Setiap orang pasti akan mengalami yang dinamakan perkembangan dan pertumbuhan. Mulai dari orang kaya, orang miskin dan lain sebagainya. Dalam hal ini, kita perlu mempelajari yang dinamakan prinsip-prinsip perkembangan dan pertumbuhan. Namun, prinsip-prinsip pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat selalu diterapkan oleh semua orang. Maksudnya yaitu, prinsip perkembangan tidak akan selalu berjalan mulus. Ada saatnya prinsip tersebut akan kurang atau tidak sempurna.

Perkembangan dan pertumbuhan dimulai dari awal lahir hingga tua. Pengawasan orangtua juga tak lepas dari perkembangan dan pertumbuhan dan sangat berpengaruh bagi anak. Namun, bagi anak-anak jalanan hal itu sangat berdampak bagi perkembangan dan pertumbuhannya. Seperti yang kita ketahui bahwa anak yang lahir di jalan pasti memiliki masalah dalam kehidupannya. Dimulai dari masalah keluarga, misalnya orang tua yang tidak mampu membiayai hidup anak akan menelantarkannya seenaknya saja. Contoh lain yaitu, ketika anak lahir dari keluarga yang kurang mampu dan kesalahan orangtua, orangtua akan memperkejakan anak di jalanan seperti menjadi: pengamen, pengemis, penjual, dan lain sebagainya.

Teman bermain juga sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak. Anak yang tumbuh dari lingkungan yang baik akan menghantarkan anak untuk berperilaku yang baik pula. Sedangkan anak yang tumbuh dari lingkungan yang buruk  akan berperilaku sebaliknya, yaitu akan beperilaku tidak sesuai dengan hal-hal pada umumnya. Sebagaimana anak jalanan, mereka tumbuh dari lingkungan dan pergaulan yang buruk, maka perilaku buruk pada lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada anak. Seperti contoh, anak jalanan pada usia yang masih remaja sudah berani meminum minuman keras, merokok, dan bahkan ada juga yang sampai mencuri.

Menurut Baldwin dan Holmes (dalam Calhoun dan Acocella 1995), terdapat beberapa faktor pembentuk konsep diri, khususnya konsep diri remaja, yakni (1) orangtua sebagai kontak sosial yang paling awal yang kita alami, dan yang paling kuat, apa yang dikomunikasikan oleh orangtua pada anak lebih menancap daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya, (2) kawan sebaya yang menempati kedudukan kedua setelah orangtuanya dalam mempengaruhi konsep diri, apalagi perihal penerimaan atau penolakan, peran yang diukir anak dalam kelompok teman sebayanya mungkin mempunyai pengaruh yang dalam pada pandangan tentang dirinya sendiri, (3) masyarakat yang menganggap penting fakta-fakta kelahiran di mana akhirnya penilaian ini sampai kepada anak dan masuk ke dalam konsep diri, dan (4) belajar di mana muncul konsep bahwa konsep diri kita adalah hasil belajar, dan belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan psikologis yang relatif permanen yang terjadi dalam diri kita sebagai akibat dari pengalaman (Calhoun dan Acocella 1995).

Habungan Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan dengan Kehidupan Anak Jalanan

Dalam jurnal Psikologi Perkembangan yang ditulis oleh DR. Ernawulan Syaodih, M. Pd bahwasanya prinsip-prinsip perkembangan anak dibagi menjadi sembilan, yaitu :

  • Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua aspek. Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi menyangkut semua aspek. Perkembangan aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya lebih tersembunyi. Perkembangan tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya pada saat tertentu perkembangannya lambat bahkan sangat lambat, sedangkan pada saat lain sangat cepat. Jalannya perkembangan individu itu berirama dan irama perkembangan setiap anak tidak selalu sama.
  • Setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seorang anak mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedang dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika kemampuannya kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada anak yang keterampilan dan estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan berpikir dan hubungan sosialnya agak lambat.
  • Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu. Perkembangan sesuatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraban sebelum anak bisa berbicara, dan sebagainya.
  • Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasi-situasi tertentu dapat juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya dapat juga terjadi kemacetan perkembangan aspek tertentu.
  • Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke yang lebih khusus. Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang bersifat umum, seperti kemampuan memegang dimulai dengan memegang benda besar dengan kedua tangannya, baru kemudian memegang dengan satu tangan tetapi dengan kelima jarinya. Perkembangan berikutnya ditunjukkan dengan anak dapat memegang dengan beberapa jari, dan akhirnya menggunakan ujung-ujung jarinya.
  • Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati secara cepat, sehingga nampak ke luar seperti tidak melewati fase tersebut, sedangkan fase lainnya diikuti dengan sangat lambat, sehingga nampak seperti tidak berkembang.
  • Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran baik yang berlebih atau berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.
  • Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang sejajar dengan kemampuan berbahasa, kemampuan motorik sejajar dengan kemampuan pengamatan dan lain sebagainya.
  • Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun, anak wanita lebih cepat matang secara sosial dibandingkan dengan laki-laki. Fisik laki-laki umumnya tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan inteleknya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan estetikanya

Hal-hal di atas adalah prinsip-prinsip perkembangan anak secara umum. Sebelum menjelaskan tentang hubungan prinsip pertumbuhan dan perkembangan, penulis akan memaparkan masalah-masalah yang dialami anak-anak jalanan sebagaimana dikutip dari jurnal yang berjudul Kehidupan Anak Jalanan di Indonesia: Faktor Penyebab, Tatanan Hidup Dan Kerentaan Berperilaku Menyimpang yang ditulis oleh Herlina Asri, yaitu:

1. Tekanan dari keluarga, mereka dipaksa bekerja di jalanan untuk membantu perekonomian keluarga, sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk bermain.

2. Rentan menjadi korban tindak kekerasan, yang dimaksud di sini adalah baik kekerasan fisik maupun psikologis dari orang tua, sesama anak jalanan, masyarakat, aparat pemerintah, dan lain-lain.

3. Tidak ada jaminan atas pemenuhan dan pelindungan hak-hak dasar anak, terutama pada aspek kesehatan, pendidikan, dan kelangsungan hidup.

4. Memiliki stigma yang melekat, anak jalanan selalu diibaratkan dengan preman kecil, anak nakal, bahkan mereka sering dijadikan alat untuk melakukan kejahatan.

Jadi kaitannya antara prinsip pertumbuhan dan perkembangan dengan masalah anak jalanan adalah masalah-masalah yang dialami oleh anak-anak jalanan akan memengaruhi prinsip perkembangan dan pertumbuhan. Sehingga prinsip-prinsip perkembangan dan pertumbuhan tidak akan berjalan dengan baik. Seperti contoh, dalam kemampuan berpikir anak yang diasuh oleh orangtua dengan benar maka anak tersebut akan dapat berpikir dengan baik. Sedangkan anak jalanan, yang dimana diakibatkan dari masalah-masalah yang berat, mereka akan kurang dalam berpikir dan menerima segala hal.

Selain itu masalah yang telah disebutkan di atas adalah bahwa anak jalanan rentan dengan kekerasan fisik, dan hal ini sangat memengaruhi prinsip pertumbuhan dan perkembangan. Dikarenakan kekerasan secara verbal tersebut dapat mengganggu kondisi psikis anak. Pada akhirnya anak akan lambat dalam berkembang baik secara akalnya maupun kondisi jasmaninya. Stigma masyarakat tentang anak jalanan juga sangat berpengaruh dengan kondisi psikis anak.

KESIMPULAN

Anak jalanan adalah anak yang melaksanakan kebanyakan aktivitas di jalanan. Mereka melakukan kegiatannya di jalanan seperti: mencari uang dengan cara mengemis, mengamen, berjualan dan lain-lain.

Faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan anak jalanan ada dua, yaitu, faktor orangtua dan faktor lingkungan. Hal ini akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak jalanan. Selain itu juga akan berdampak pada kondisi jasmaniyah dan rohaniyah anak.

Prinsip-prinsip perkembangan dan pertumbuhan secara umum dibagi menjadi sembilan, yaitu: perkembangan berlangsung seumur hidup,  kecepatan dan kualitas perkembangan setiap anak berbeda, perkembangan secara relatif beraturan, perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur, perkembangan berlangsung dari sifat umum menuju sifat khusus, perkembangan individu mengikuti seluruh fase, perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat, perkembangan berlangsung secara berkorelasi (berhubungan), dan pada saat tertentu perkembangan pria berbeda dengan perkembangan wanita.

Timbulnya masalah-masalah yang terjadi pada anak jalanan akan berdampak pada prinsip-prinsip perkembangan dan pertumbuhan pada anak jalanan.

Daftar Pustaka.

Herlina, A. (2014). Kehidupan Anak Jalanan di Indonesia : Faktor Penyebab, Tatanan Hidup Dan Kerentaan Berperilaku Menyimpang, 151.

Syaodih, E. Psikologi Pekembangan, 7

Oktaria, Y. Konsep Diri Anak Jalanan Usia Remaja, 147.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun