Mohon tunggu...
Yudithia Maxiselly
Yudithia Maxiselly Mohon Tunggu... Dosen - Student of life

Dosen pertanian yang hobi belajar dari jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Zero Waste (1)

29 November 2021   12:09 Diperbarui: 29 November 2021   12:49 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semester ini beberapa mahasiswa dan saya memulai untuk inisiasi kampanye zero waste. Sebenarnya ini bukan gerakan baru, namun harus terus digaungkan agar semakin banyak yang tersadar kembali akan pentingnya pengelolaan sampah baik organik ataupun anorganik. 

Kami memulai gerakan dengan mengobservasi lingkungan sekitar, mengadakan survey tentang pengetahuan sampah para responden, membuat kampanye melalui sosial media berupa akun instagram (zer0.waste_), memaparkan dalam bentuk tulisan dan akan ada seminar tentang pengelolaan sampah yang kami lakukan via zoom meeting tanggal 5 Desember ini. 

Berikut ini adalah salah satu tulisan hasil dari kelompok mahsiswa yang menamakan grupnya RK392 UNPAD. Karya yang akan dipaparkan dibawah ini merupakan tulisan salah satu anggota kelompoknya, untuk karya lainnya akan menyusul di tulisan berikutnya, selamat menikmati.......

Indonesia sebagai negara berpenduduk terpadat ke 4 (empat) diperhadapkan pada permasalahan pengelolaan sampah yang mencapai 200.000 ton / hari3 , bahkan berdasarkan Riset yang dipublikasikan di jurnal Science pada 13 Februari 2015 terungkap bahwa Indonesia merupakan penyumbang terbesar kedua sampah plastik di lautan (Kahfi, 2017). 

Selama bertahun-tahun warga hidup berdampingan dengan sampah-sampah yang menumpuk dan ikut membuangnya ke tempat-tempat yang tidak seharusnya. 

Permasalahan ini terus berlanjut dan berefek besar bagi kehidupan warga Negara, baik dalam bidang kesehatan, ekonomi, maupun sosial budaya. Pernahkah terpikirkan oleh kita, betapa indahnya hidup kita tanpa sampah-sampah ini? 

Salah satu penyebab penumpukan sampah adalah masalah pembuangan dan pengelolaan sampah. Selain itu, dengan jumlah Rosmidah Hasibuan penduduk yang tinggi akan mengakibatkan terhadap tingginya volume limbah yang dihasilkan dari rumah tangga (Hasibuan, 2016). Penumpukan dan pengolahan sampah dengan tidak bijak juga merusak lingkungan kesehatan. 

Sampah plastik yang dibakar akan menghasilkan gas yang mencemarkan udara dan sangat membahayakan pernapasan manusia. Namun, jika sampah plastik ditimbun di dalam tanah, ia juga akan mencemari tanah dan air tanah. 

Pencemaran air oleh limbah rumah tangga juga merusak kesehatan dan membutuhkan waktu yang panjang untuk menanggulanginya jika sudah mewabah atau menyebar dalam skala besar. 

Sampah yang menumpuk juga berdampak bagi kehidupan ekonomi. Tempat wisata yang penuh dengan sampah akan mengurangi peminat dari dalam dan luar negeri sehingga mengurangi pendapatan pariwisata. 

Selain itu, jika sudah terjadi pencemaran yang sangat parah, akan dibutuhkan biaya besar untuk menanggulangi pencemaran dan memulihkan kehidupan di wilayah tersebut. Hal ini akan mengganggu kesejahteraan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun