Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan 42 Hari Seorang Haji Mandiri (Madinah Al Munawaroh Hari 4)

7 September 2019   13:40 Diperbarui: 10 September 2019   22:40 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
di kebun kurma, dokpri

Dokpri
Dokpri

Setelah dari Jabal Uhud ini, city tour kami berakhir. Tepat jam 8.30 WAS kami tiba kembali di Hotel. Memang jauh lebih cepat dari jadwal semula. Ini disebabkan karena jalana tidak macet sama sekali. Pun lokasi yang kita kunjungi lokasinya tidak saling jauh. Oh ya, sedikit cerita. Selama pengamatan saya di Madinah ini (juga nanti di Mekkah), hampir tidak pernah saya temui motor kecuali motor petugas kepolisian. Begitu juga dengan mobil polisi. Lalu mobil yang hilir mudik rata-rata tidak mulus dan tidak bersih. Sayang juga saya melihatnya. Tapi mungkin ini kebiasaan orang Arab yang menghemat air untuk tidak sering-sering membuang air untuk mencuci mobil.

Setelah sholah Dzuhur dan makan siang di hotel, saya kembali lagi ke Mesjid Nabawi jam 14:30 untuk mencoba peruntungan menjangkau Raudhah. Tiba di Mesjid, ternyata antrian ke Raudhah tidak terlalu ramai dan waktu tunggunya juga tidak lama. Kurang dari 15 menit, pembatas dibuka dan langsung menuju mimbar tanpa ada proses dihentikan lagi ditengah-tengah.

Alhamdulillah.. saya bisa berada di Raudhah tanpa harus bersusah payah dan tinggal menunggu waktu sholat Ashar. Dan untuk seterusnya, di jam inilah (14:30 WAS) saya selalu berada di antrian untuk bisa mendapatkan tempat di Raudhah. Dan selama 8 hari itu pula atas kehendak Allah, saya tidak pernah lepas dari Raudhah. Subhanallah walhamdulillah... dan sejak itulah, Hanung, Shoni dan Pak Yana menyebut saya si Pemburu Raudhah :-) 

Catatan dan tips: dari pengalaman saya selama 8 hari di Madinah, waktu yang paling tepat menjangkau Raudhah adalah jam 14:30 (sudah masuk masjid dan ikut antrian). Dan kalau bisa, targetkan setiap hari, minimal sekali sehari untuk bisa berada di Raudhah

Selepas sholat Ashar, saya janjian bertemu dengan teman kantor yang Alhamdulillah berangkat haji juga tapi beda daerah, beda kloter dan tentu saja beda rombongan. Setelah kami bertemu, teman saya ini mengajak saya mencari makan. Saya temani saja karena saya merasa masih kenyang sejak makan siang tadi di hotel. Saya ajak teman saya makan di suatu tempat yang namanya Restoran Indonesia. Tepatnya di pintu 16, sisi belakang Mesjid Nabawi.

Wah ternyata dia surprise  juga melihat restoran ini karena sebelumnya belum tahu. Semangkok bakso, sambal dan kerupuk sukses dia pesan dan kemudian dilahapnya. Saya sendiri hanya memesan minum. Setelah kenyang dan puas, kami putuskan kembali ke hotel masing-masing. Eh sebentar, koq saya bisa tahu ada Restoran Indonesia? Ya iyalah... kerjaan saya hampir setiap pagi keliling masjid untuk tahu apa saja yang ada di sekitar mesjid, hihihihihi.. . :-)

Sesampainya di hotel, giliran saya yang terkejut. Ada sepaket menu Al-Baik yang berisi 3 potong ayam goreng ukuran besar, kentang ukuran large dan semacam roti burger tapi tanpa isi. Masya Allah walhamdulillah, rezeki hari ini tidak putus-putusnya. Dan paket ayam Al-Baik ini (kalau di Indonesia seperti waralaba KFC atau McD) dipersembahkan oleh Mas Didik (salah satu ketua rombongan kami) untuk Hanung. Hanya saja karena porsinya yang besar dan banyak, akhirnya kami sekamar kebagian semua. Dan tahu gak? sampai besok pagi tuh paket ayam gak habis, hihihi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun