"earphone nya pasti mahal punya tuh, suaranya ngalahin suara kereta" kata salah seorang penumpang.
"Kupingnya kuat juga ya... kita aja yang kena imbasnya sakit kuping kita" timpal yang lain. Belum lagi sindiran-sindiran lain yang keluar dari mulut penumpang lain. Tapi entah karena malu atau merasa bersalah, anak muda tadi hanya diam sambil memperhatikan earphonenya.Â
Tidak butuh lama, dia segera mengambil kedua tasnya dan bersiap untuk turun. Lagi-lagi saya tidak tahu apakah memang ini stasiun tujuannya? Atau dia turun karena perasaan tidak enak tadi? Entahlah... Tidak penting bagi saya. Yang penting saya terbebas dari "suara bising" yang mengganggu pagi itu.
Satu yang saya cukup salut dari anak muda tadi adalah dia tidak marah mendapat teguran dan cibiran dari penumpang lain. Bahkan dia meminta maaf secara langsung saat ditegur.Â
Juga saat hendak turun, kata maaf kembali terlontar dari mulutnya. Semoga dia bisa belajar bahwa perlu toleransi yang tinggi jika harus berada didalam sebuah kereta KRL dengan beragam tipe manusia. Walau kuping itu miliknya sendiri, walau gadget dan perangkat lainnya juga milik dia pribadi, namun tetap saja perlu kesadaran bahwa ada orang lain disekitar kita yang bisa merasa terganggu dengan kehadiran atau tingkah laku kita.
Lagi-lagi saya mendapat pelajaran...