Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Lawu: "Long and Winding, Unforgettable"

17 November 2017   14:48 Diperbarui: 21 November 2017   12:47 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam setengah 7 pagi kami tiba di base-camp Semoro Sewu. Udaranya dingin. Ya dimaklumin karena Cemoro Sewu itu sudah berada di ketinggian 1820 mdpl. Selesai proses registrasi dan perizinan, kami masuk kedalam untuk kemudian membuat kopi sendiri karena warung yang ada disekitar belum ada yang buka. Sebagian bersih-bersih dan re-packing ransel. Setelah semuanya siap, perjalananpun kami mulai. Dipimpin doa oleh Doni, kami mohon perlindungan dan keselamatan dari Allah untuk perjalanan kami ini. 

Jam 8 pagi kami mulai menyusuri jalan bebatuan. Cerita-cerita disini tidak saya buat detail ya. Boro-boro mau ingat cerita, nafas aja udah susah keluar. Intinya dari pertama kali kami berjalan, langsung dihajar tanjakan tanpa ampun. Hampir tidak ada bonus berupa jalan mendatar yang kami temui. Dengan ransel berat di pundak, bisa dibayangkan sulitnya perjalanan kami. Namun semua kami lalui dengan santai dan penuh canda dan tawa. Kedengarannya sih klasik ya. Tapi memang itu kenyataannya. Ternyata teman-teman perjalanan saya kali ini lucu-lucu. Rasanya hanya kami yang selama perjalanan keram perut karena terus tertawa.

1510400102761-5a13b916ca269b1b3f177f72.jpg
1510400102761-5a13b916ca269b1b3f177f72.jpg
Pos 1 kami singgah sebentar setelah kurang lebih satu jam kami mendaki. Langsung menanjak lagi ke Pos 2 yang ditempuh sekitar 1 jam perjalanan. Disinilah penderitaan sebenarnya kami mulai. Tidak ada warung buka. Mau tidak mau kami harus memasak sendiri makanan kami. Selesai memasak, kami melanjutkan langkah gontai kaki kami menuju pos 3. 

Inilah jarak terjauh kami saat menanjak. Lebih dari dua jam kami mendaki. Dan betapa bahagianya ketika Pos 3 sudah tampak didepan kami. Dengan latar belakang puncak Gunung Lawu, kami kembali beristirahat. Tidak lupa juga kami melakukan sholat jama-qashar. Rasanya indah dan bahagia sekali sholat diatas bebatuan dengan hembusan angina dingin plus puncak Lawu terpampang jelas di depan.

1510400104158-5a13b980fcf68140c9461802.jpg
1510400104158-5a13b980fcf68140c9461802.jpg

Tidak berlama-lama, kami melanjutkan menuju pos 4. Nafas kami semakin tidak karuan. Belum lagi ditambah dengan udara atau oksigen yang menipis, kami semakin sulit mendaki dan bernafas. Bunyi hembusan angin yang menampar pepohonan sepanjang perjalan kami membuat saya sedikit khawatir. Bagi saya bunyi itu cukup menakutkan. Saat beristirahat sejenak, terlihat awan mulai mendung dan kabut mulai berlari seolah ingin mengusir kami. Yang saya khawatirkan terjadi. Hujan disertai kabut turun. Sementara jalan yang kami lalui semakin gahar. Derajat kemiringan semakin tinggi. Pijakan semakin luas.

1510388842012-5a13b9ab2599ec5f5c1ae6b2.jpg
1510388842012-5a13b9ab2599ec5f5c1ae6b2.jpg

1510388841010-5a13ba0cc81c637c801881d2.jpg
1510388841010-5a13ba0cc81c637c801881d2.jpg


Dingin yang menggigit jari-jari saya semakin tajam terasa. Tapi kami tetap melanjutkan perjalanan dengan sesekali beristirahat. Bonuspun tiba. Watu Kapur yang merupakan lahan landai akhirnya dapat kami pijak. Alampun seolah menyambut kami denga kehangatannya. Hujan berhenti turun. Kabutpun ikut sembunyi. Sepertinya alam mempersilahkan kami untuk membayar lelah kami. Cuaca cerah. Dan kamipun "diberikan" kesempatan berfoto-foto. Tapi ini betul-betul hanya sementara. Ketika kami kembali menuju Pos 5 yang merupakan pos terakhir sebelum menuju puncak, badai yang terdiri dari hujan dan angin kembali menerpa. 

Beruntungnya kami temukan tempat singgah berupa tenda penjual yang cukup luas. Kami putuskan untuk beristirahat disana. Tanpa basa-basi kami langsung memesan minuman dan gorengan hangat. Hanya kami ber-enam saat itu sebelum akhirnya datang rombongan lain sekitar 8 orang anak-anak muda yang juga ikut berteduh. Fisik saya sudah terkuras habis. Sebagian dari kami beberapa kali menderita kram kaki atau betis. Tidak lebih dari 30 menit kami di tenda itu. Kami harus jalan kembali agar tidak kemalaman di jalan. 

Seingat saya saat itu sudah jam 5 sore. Bersyukurnya kami, hujan sudah mulai reda. Setelah berkemas, kami naik lagi menuju pos peristirahatan di Sendang Drajat. Sudah jam 6 sore dan langit mulai gelap. Pemilik tenda menyambut kami dengan hangat dan langsung mempersilahkan kami memilih tempat yang kami sukai. Bangunan ini sebetulnya cukup luas. Perkiraan saya bisa menampung maksmimal 50 orang. Tenda-tenda ini berupa gubuk-gubuk kayu yang diatur rapi dengan diberikan terpal diatasnya. Tingginya sekitar 2,5 sampai 3,5 meter. Kami harus menunguk ketika masuk dan berada didalamnya. Disana ternyata sudah ada rombongan lain terdiri dari 3 wanita yang sudah tertidur didalam sleeping bag mereka masing-masing.

Kami berbenah diri sambil memesan makanan dan minuman panas. Saya yang memang sudah habis tenaga dan mulai merasakan badan tidak enak, langsung mengeluarkan sleeping bag dari dalam ransel. Alhamdulillah cukup menghangatkan badan saya. Saat makanan tiba, kami semua makan dengan lahapnya. 

Subhanallah walhamdulillah.. Nasi pecel diatas ketinggal 3000 mdpl itu nikmat sekali. Selesai makan, tidak lupa saya juga minum obat. Beragam obat saya minum, mulai dari obat flu, obat masuk angin sampai obat sakit kepala saya telan. Dengan harapan besok fit dan sehat untuk pendakian Lawu Summit. Tanpa ampun dan basa-basi, selesai sholat saya meringkuk indah kedalam sleeping bag. Entah teman-teman yang lain, jam berapa mereka tidur. Bodo Amat..!!! hahahahaha...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun