Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tunku Abdul Rahman Hanya Ingin Sarawak Tidak Singapura

17 Oktober 2022   05:03 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:39 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inggris tidak menyerahkan Malaysia kepada Raja tapi kepada Perdana Menteri Pertama Malaysia Tunku Abdul Rahman Putra Alhaj. (Straits Times)

Tunku mengakui suka minum dan berjudi, tetapi juga menganggap dirinya seorang Muslim yang baik.

Saya menikmati dansa, minum dan berjudi. Saya tidak bisa mengubah kebiasaan saya meski di usia 67 tahun, kata Tunku seperti yang ditulis dalam buku tersebut.

Kelompok-kelompok tertentu ingin Tunku  jangan“terlalu lunak” terhadap orang-orang non-Melayu,
agar  mereka tidak  berpengaruh diatas  ekonomi dan politik di Malaysia.

Namun  Tunku  menganggap perlu bagi orang non-Melayu untuk memiliki tempat di Federasi Malaya.
"Jika kita menginginkan kemerdekaan dari Inggris, hanya ada dua,  melalui negosiasi atau melalui perang," kata Tunku.

"Saya  tidak ingin melihat pertumpahan darah  seperti yang terjadi di India dan Pakistan.” kata Tunku Abdul Rahman pula.

Inggris memberikan kemerdekaan  mereka harus diyakinkan bahwa investasi Inggris  di Malaya akan tetap aman . Begitu juga  tenaga kerja terampil mereka waktu itu yaitu Cina dan India. Inggris agak mengistimewakan ethnis tersebut.

Dalam federasi Malaysia, Tunku tidak pernah menginginkan Singapura sejak awal. Singapura rawan pertikaian ethnis. Salah satunya peristiwa Natrah gadis Belanda Bandung yang di adopsi melayu sejak bayi.

“Sebenarnya saya hanya ingin Sarawak dan Kalimantan Utara [Sabah] Tapi Inggris membuat syarat bahwa jika saya ingin Sarawak dan Kalimantan Utara, saya  harus memiliki Singapura,”  kata Tunku Abdul Rahman.

Mendapatkan Sabah dan Sarawak begitu penting bagi Tunku karena
dia waktu itu berpendapat Singapura berisiko jatuh ke Komunisme. Jika itu terjadi  bisa menyebar ke Kalimantan atau Sarawak dan Sabah.

Indonesia sudah berada di bawah pengaruh komunis. Jadi keamanan Malaya akan sangat terancam.
Saya harus mengantisipasi apa yang mungkin terjadi.” ujar Tunku Abdul Rahman dalam buku Conversations with Tunku Abdul Rahman yang ditulis Sultan Nazrin.

Tunku mengutip kata-kata yang dikatakan Chin Peng  di akhir Perundingan Damai Baling yang gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun