Kemudian, iMeer Uitgebreid Lager Onderwijs/MULO atau SMP.
Pada saat usianya mencapai 18 tahun, ia tidak lagi kanak kanak. Bersama ibunya pindah ke  Jakarta. Disana dia berkenalan dengan dunia sastra.
Chairil mengingat rumah besarnya di Medan. Rumah Chairil dalam puisi.Â
Rumahku (penggalan puisi)
Rumahku dari unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak
Kulari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan. .......,
Kemah kudirikan ketika senjakala
Di pagi terbang entah ke mana
Rumahku dari unggun-timbun sajak......,
Chairil Anwar penyair  menulis di Jakarta 1945
bersambung,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!