Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mariupol Gawat, Dua Kali Diserang Rudal Hypersonik Rusia

21 Maret 2022   19:57 Diperbarui: 21 Maret 2022   20:05 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung dan Kompleks perumahan  hancur akibat serangan Rusia di Mariupol, Ukraina (Foto: Azov regiment press service/via Reuters) 

Pasukan Rusia kembali melakukan serangan menggunakan rudal hipersonik ke kota Mariupol, Ukraina sampai dua kali Jumat (18/3) yang menyebabkan kehancuran luar biasa di kota itu.

Mariupol merupakan kota yang terletak di sebelah selatan Ukraina.
Keperkasaan Rusia membuat pilihan kepada tentara dan penduduk agar menyerah paling lambat pada hari ini tanggal 21/03/2022 .

Ukraina telah menolak permintaan Rusia agar Mariupol menyerah pada pukul 5 pagi waktu Moskow (jam 2 pagi GMT / 10 malam ET)

 Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan "tidak ada pembicaraan tentang penyerahan apapun" dan bahwa Rusia telah diberitahu tentang tanggapan tersebut.

Jenderal Rusia Mikhail Mizintsev telah mengatakan kepada para pembela kota untuk “Letakkan senjatamu”

Dalam briefing pada hari Minggu, ia menambahkan bahwa jika orang-orang Mariupol menyerah, koridor kemanusiaan akan dibuka di arah timur dan barat mulai pukul 10 pagi waktu Moskow pada hari Senin.

Dewan kota Mariupol mengatakan Rusia mengebom sebuah sekolah seni dan tempat 400 warga sipil termasuk anak-anak yang berlindung.

Petro Andrushenko, penasihat walikota, mengatakan tidak ada jumlah pasti korban. “Kota ini terus "dikupas" baik dari langit maupun dari laut,” kata Andrushenko di Telegram.

Dmytro Gurin, seorang anggota parlemen Ukraina yang berasal dari Mariupol, percaya bahwa Rusia berusaha membuat kota itu kelaparan untuk memaksanya menyerah, lapor BBC.


Gurin mengatakan kota itu, tempat sekitar 300.000 orang terjebak dan tidak akan menyerah. Dia berkata, Rusia tidak membuka koridor kemanusiaan, mereka tidak membiarkan konvoi kemanusiaan memasuki kota Mariupol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun