Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Tiada Baju Baru, Apa Masih Boleh Berlebaran?

23 Maret 2024   18:28 Diperbarui: 31 Maret 2024   16:15 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumbuh dengan budaya dimana baju baru adalah suatu kewajiban saat lebaran, pertanyaan ini tentu jadi cukup mengusik.

Tradisi yang Sulit Disangkal.

Lebaran atau Idul Fitri adalah  sebuah hari raya atau momen perayaan bagi umat muslim, dimana kita akan bersuka cita dan menyambut dengan semeriah mungkin momen sakral yang hanya terjadi dalam setahun sekali ini.

"Semeriah mungkin" adalah poin penting dari Idul Fitri ini, definisi meriah ini kemudian dipahami dengan menyajikan makanan dengan cita rasa terbaik, tentunya menu makanan yang tidak biasa disajikan untuk menu sarapan atau menu keseharian lainnya.

Makanan yang "mengugah" dan memiliki cita rasa "nendang", menggunakan bahan makanan yang dianggap mewah dan berharga tidak murah yaitu dari daging ternak seperti kambing, sapi atau ayam.

Rendang |  Source : kompas.com 
Rendang |  Source : kompas.com 

Sajian yang juga dilengkapi dengan bumbu yang cukup menyengat yang malah bikin tenggorokan sakit dan kolesterol naik.

Karena ini adalah sebuah perayaan, maka tentu harus memberikan penampilan yang terbaik dan sudah jelas harus memakai baju yang paling  baru.

Makanannya saja dirayakan, apalagi tampilannya ?

Itulah kenapa baju baru dan makanan spesial adalah dua hal yang begitu lekat dalam tradisi lebaran.

Sudah dipupuk sedari kecil dengan tradisi itu, maka kedua hal tersebut menjadi keharusan, jika kedua aspek itu tidak ada, atau tidak hadir dengan sempurna seperti memori yang terbaik, maka idul fitri seolah bukan perayaan.

Ilustrasi | source : kompas.com 
Ilustrasi | source : kompas.com 

Tapi lambat laun, saat momen puasa di bulan ramadhan sudah tak seramai kenangan di masa kecil, kembali muncul pertanyaan baru apakah memang lebaran harus seperti itu ?

Memaknai Kemenangan.

Idul Fitri adalah tentang kemenangan.

Menang melawan hawa nafsu setelah berpuasa selama satu bulan lamannya. Setelah bertarung dan menang, maka harus dirayakan dengan penuh suka cita.

Namun dalam perang yang sesungguhnya, perayaan kemenangan setelah berperang tidak harus semewah itu, bagian terpentingnya adalah bersyukur karena sudah bisa melewati perang tersebut.

Yap, keutamaan dalam memaknai idul fitri adalah bersyukur, karena bersyukur masih bisa melewati perang ini adalah sebuah bentuk rezeki yang luar biasa.

Masih ada Hari  Setelah Lebaran.

Tentang sisi kelam dari sebuah perayaan.

Setelah lebaran, kita masih harus melanjutkan hidup. Masih harus berjuang untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup, perayaan  yang  terlalu gegap gempita yang membuat kita lupa jika masih  ada hal selain perayaan  dengan baju baru atau dengan makanan yang enak.

Lebaran bukanlah puncak kehidupan, dimana tidak ada lagi hari setelahnya. Karena kenyataanya setelah lebaran berlalu, kehidupan akan berjalan kembali seperti sebelum lebaran.

Karena itu "topeng" yang kita pakai dan merasa hanya hidup untuk lebaran saja, justru malah akan menyiksa diri kita. Topeng ini juga hanya akan menunda kita untuk menghadapi masalah masalah yang sebelumnya sudah kita temui sebelum lebaran.

Menjadi Pribadi yang Baru.

Setelah melewati ramadhan maka manusia akan menjadi  "baru".

Ilustrasi | source : unsplash.com 
Ilustrasi | source : unsplash.com 

Kesalahartian  jika menganggap baru tersebut hanyalah pada baju yang dikenakan, arti "baru" disini adalah dari jiwa, karena puasa akan menjadikan seseorang meninggalkan keburukan keburukan yang dia perangi selama berpuasa dan melepaskannya dan menjadi orang yang baru dan fitrah.

Baru dan fitrah ini juga bukan berasal dari topeng, ini adalah wajah asli yang bisa ditunjukan tanpa perlu memakai topeng, tanpa kepalsuan.

Selamat berpuasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun