Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cerita dari Linkedin, dari Personal Branding hingga Superhero

10 September 2022   11:05 Diperbarui: 10 September 2022   11:13 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Linkedin | Source : unsplash.com 

Dalam 2 tahun terakhir, social media berwarna biru dengan tulisan "in" berwarna putih di dalamnya menjadi hal penting dalam kehidupan saya.

Linkedin ini tidak hanya membuat saya mendapatkan pekerjaan saya sekarang, namun juga membuat saya mendapatkan banyak relasi dan kenalan, saya yang kemudian memperkenalkan fitur pencarian kerja melalui linkedin pada perusahaan saya, membuat kami mendapatkan banyak kandidat berkompeten, dalam jangka waktu yang cepat.

Awal Kenal Linkedin.

Pengguna Linkedin memang mengalami kenaikan yang terbilang siginifikan selama masa pandemi di tahun 2020,  saya juga mulai aktif dan membuat akun linkedin di masa tersebut, namun cerita awal mengenai bagaimana saya mengenal linkedin adalah jauh sebelum itu.  

Perkenalan saya dengan linkedin adalah di tahun 2018, atau lebih tepatnya saat saya masih menjadi mahasiswa, dari salah satu film superhero yang saya tonton, yaitu film "Deadpool 2".

Dalam adegan perekrutan tim X-Force yang dilakukan Deadpool, ada seorang manusia biasa tanpa kekuatan super bernama Peter muncul, dan ingin bergabung dengan tim tersebut,  dia hanya melihat iklan untuk audisi tersebut di linkedin dan tertarik untuk bergabung, that's it.

Peter dalam Deadpool 2 | Dok. Marvel Studio 
Peter dalam Deadpool 2 | Dok. Marvel Studio 

Saya yang saat itu hanya mengetahui social media berupa IG dan Facebook, kemudian jadi mengetahui ada social media lain yaitu Linkedin,  tentang bagaimana cara kerja social media ini juga di waktu tersebut saya masih tidak mengetahuinya, saya jadi mengetahui kalua social media ini bisa digunakan untuk mendapatkan pekerjaan.

Personal Branding di Linkedin.

Setelah lulus kuliah, barulah saya mulai mengetahui lebih detail mengenai apa itu Linkedin, ternyata social media ini bukan hanya digunakan untuk mencari pekerjaan,  namun juga bisa digunakan untuk "personal branding".

Masih seputar dunia superhero Marvel, linkedin kembali ditunjukan digunakan oleh salah satu karakter superhero, yaitu Wong.

 Pada episode ke-3 dari series "She-Hulk", saat Jenifer Walters  sedang mencari orang yang bertanggung jawab pada kaburnya Emil Blonsky, dia berhasil mendapatkan kontak Wong melalui  profil linkedinnya. 

Profil Wong di Linkedin |  Dok. Disney+ 
Profil Wong di Linkedin |  Dok. Disney+ 

Dapat dilihat di profil linkedinnya,  jika Wong menuliskan pengalaman kerjanya adalah sebagai "Target Sales Associate Kamar Taj". "Librarian", lalu sekarang menjadi "Sorcerer Supreme".

Dalam semesta Marvel dimana ada serangan alien, serangan makhluk antar dimensi hingga perjalanan melintasi waktu, maka menuliskan  pekerjaan anda sebagai seorang penyihir bukanlah hal yang aneh.

Tertipu Linkedin. 

Dalam beberapa kejadian, personal branding ini bisa digunakan untuk hal yang keliru, seperti "menipu", kejadian ini sebelumnya juga sudah saya ceritakan setahun lalu dalam artikel "Profesional di Linkedin, Amatir di Dunia Nyata".

Karena kita bisa bebas memamerkan bermacam hal yang jadi pengalaman kerja yang kita miliki, sehingga ada beberapa orang yang memalsukan pengalaman kerja mereka, semisal dia menulis pernah bekerja di perusahaan "A" namun kenyataannya dia tidak bekerja disana melainkan hanya magang atau ada proyek penelitian terkait tugas kampus.

Selain contoh diatas, tindakan yang juga masuk kategori memalsukan di linkedin adalah membuat CV yang begitu "wah" di linkedin, namun kenyataannya tidak demikian.

Ilustrasi Interview | Source : unsplash.com 
Ilustrasi Interview | Source : unsplash.com 

Hal ini beberapa kali saya temui, Ketika melakukan interview kandidat yang berasal dari linkedin, semisal tertulis jika dia orang yang memiliki kemampuan komunikasi yang bagus, skor TOEFL yang tinggi dan lainnya, namun ternyata saat dilakukan proses interview kemampuan tersebut tidak bisa dia tunjukan.

Penutup.

Dunia maya atau khususnya social media memang bisa kita atur sedemekian rupa sesuai kehendak kita, namun bukan berarti kita menampilkan kepalsuan, karena dengan menampilkan kepalsuan, sama saja kita membohongi orang lain dan diri kita sendiri.

So, jadilah dirimu sendiri.

Semoga Bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun