Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Pemukulan Pelari yang Berpakaian Tak Pantas

10 Mei 2018   16:47 Diperbarui: 10 Mei 2018   17:26 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari selasa 1 Mei 2018 yang lalu. Terjadi insiden yang kurang menyenangkan, yang menimpa salah satu pelari di gelaran lari yang diadakan untuk merayakan milad Universitas Aisyiyah (UNISA)  YogYakarta yang ke-27. Salah seorang pelari wanita dipukul dan dimarahi oleh warga karena dianggap berpakaian tidak pantas dan membuat warga resah.

UNISA adalah universitas yang berasaskan Islam, lingkungan sekitar dari universitas tersebut juga adalah lingkungan pondok pesantren yang kental nuansa islami. Maka wajar saja, jika warga sekitar menganggap pelari wanita yang mengenakan kaos dan celana pendek,  dianggap memakai pakaian yang tidak pantas.

Klarifikasi tentang berita yang tersebar luas mengenai warga yang memukul pantat pelari wanita tersebut adalah tidak benar, sudah diklarifikasi jika tidak ada pemukulan pantat pelari oleh warga, hal yang menjadi sangat disayangkan adalah bagaimana insiden ini memberi dampak ke pelari wanita tersebut dan  beberapa pelari wanita lainnnya, yang membuat mereka tidak meneruskan lomba sampai selesai,  dan memilih untuk pergi setelah insiden tersebut.

Bicara tentang pakaian yang digunakan dalam berlari, umumnya pakaian yang dikenakan saat berlari adalah pakaian yang nyaman, tidak mengganggu saat dipakai berlari serta mudah untuk menyerap keringat,tak bisa disangkal memang pakaian paling nyaman untuk dipakai adalah kaos dan celana pendek, hal ini berlaku untuk pria dan wanita.

Tetapi ingat kita hidup di indonesia, pakaian seperti itu tidak bisa asal langsung dipakai, kita juga harus sadar dengan adat, kebudayaan dan aturan yang ada, mungkin kita nyaman, tapi bagaimana dengan yang melihat, apakah merasa nyaman atau tidak.

Memang nyaman dalam berlari bukan berarti pakaiannya harus terbuka, ada banyak pakaian lari yang tidak begitu terbuka dan masih nyaman untuk dipakai berlari.

Akar dari masalah ini adalah kurang komunikasi antara pihak penyelenggara  dengan masyarakat sekitar, tidak ada pembicaraan ke warga. Sebenarnya bukan hal yang tidak mungkin jika memang warga tidak dapat menerima kondisi pakaian yng dianggap tidak sesuai, maka para pelari dihimbau untuk memakai pakaian yang lebih tertutup, supaya tidak ada kejadian kesalahpahaman  seperti ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun