Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bandung, Jantung Keramaian

7 Desember 2018   15:42 Diperbarui: 7 Desember 2018   16:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam jenuh ku menanti, berharap waktu bisa mempercepat gerakannya, sedikit menggetarkan jemarinya biar sedikit ada rasa, tak cuma lamunan dan lalu lalang tak ada kejelasan. 

Di sini disudut bandung yang berkerlip, ada nafas nafas tawa yang riuh, gesture yang menggoda dan tatapan yang saling beradu dalam riang. Aku menjadi saksi saja. 

Ada yang melilitkan jarinya, menggenggam erat kelingkingnya, memeluk kuat lengan yang dicinta, dan tepukan telapak tangan para sahabat yang baru bersua. Aku menjadi perekamnya. 

Bandung yang ramai, diantara aku yang sepi, sunyi dan sendiri. Tanpamu yang tak mau bersapa. Dan tak ada yang disapa. Bandung yang terlalu riuh untuk ku sendirikan. Tapi aku tetap penyukanya. Bandung yang tetap bandung, sang jantung keramaian. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun