Mohon tunggu...
Yudi Permana
Yudi Permana Mohon Tunggu... Guru - Penggerak Pendidikan

Praktisi Pendidikan di Kabupaten Garut

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

28 Oktober 2020   20:57 Diperbarui: 28 Oktober 2020   21:02 2809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Selanjutnya, terkait dengan pemikiran saya setelah memahami dan merefleksikan pemikiran dari Ki Hajar Dewantara, ada beberapa hal yang menjadi poin pokok refleksi tersebut, diantaranya :

1. Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?

Awalnya saya memperlakukan siswa seperti burung dalam sangkar. Artinya siswa cukup melaksanakan pembelajaran di dalam kelas bersama guru. Semua telah diatur sedemikian rupa sesuai dengan target kurikulum. Semua terjadwal. Menu makanan ditentukan oleh pemiliki burung, artinya menu pembelajaran telah diatur oleh guru. Mula-mula memang saya meyakini bahwa siswa adalah kertas kosong yang harus dijejali dengan ilmu pengetahuan. 

Tugas guru adalah untuk mentransfer pengetahuan. Apa yang guru ketahui diberikan kepada peserta didik sebagai suatu paket ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pembelajaran adalah proses membuat peserta didik aktif. Awalnya saya percaya campur tangan yang dominan dari guru adalah suatu keharusan. 

Pembelajaran terpusat pada peran guru sebagai pendidik sangat dominan. Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar di dalam ruang kelas, karena biasanya pembelajaran di luar kelas dilakukan oleh guru olahraga di sekolah saya. Saya lebih terfokus ke tuntutan kompetensi yang diamanatkan dalam kurikulum dan cenderung melaksanakan pembelajaran sesuai apa yang tertulis dalam kurikulum.

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?

Pemikiran saya berubah setelah mempelajari filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara. Ternyata, anak tidak boleh diperlakukan seperti seekor burung dalam sangkar. Pemikiran-pemikiran beliau mencerahkan pemahaman yang selama ini saya yakini. Namun, anak harus diperlakukan seolah olah seperti burung di luar sangkar. Siswa harus diberi kebebasan berinteraksi dengan sumber belajar yang beragam. Anak boleh cari makanan di ladang, sawah, sungai, hutan, dan lain sebagainya. Artinya, anak tidak boleh bergantung pada buku pegangan siswa atau guru. Namun, siswa diberi dorongan untuk gemar mencari pengetahuan seluas luasnya sesuai kodrat anak.

 Anak bukanlah kertas kosong. Anak ibarat kertas buram yang sudah terisi. Isinya adalah kodrat anak. Tugas kita sebagai guru adalah menuntun dan merawat anak sesuai dengan kodratnya. Pendidikan bukanlah sekedar transfer ilmu pengetahuan, tapi harus dapat membuat anak memahami dunianya dan dapat memanfaatkan pemahaman tersebut untuk kebahagiaan hidupnya. Pembelajaran tidaklah statis, namun dinamis. Perubahan-perubahan disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. 

Dalam hal ini, pembelajaran harus berorientasi kepada peserta didik sesuai dengan kodrat keadaan namun tetap harus memperhatikan ketercapaian kurikulum nasional. Pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik adalah pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Guru dengan ikhlas hati menghamba kepada peserta didik. Pembelajaran tidak terbatas di ruang-ruang kelas, terhalang tembok, terkurung dalam suatu ruangan balok. Pembelajaran bisa dilakukan dimanapun sesuai dengan konteksnya. Setiap tempat adalah sekolah. Keluarga, masyarakat, lingkungan alam adalah sekolah. Pendidikan harus mampu memvariasikan pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas.

3. Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?

Ada beberapa hal yang bisa saya segera saya terapkan, agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, diantaranya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun