Bismillahirrahmanirrahim.
Topik kali ini random saja. Sebagai orang Indonesia, kita hidup di bawah aturan emas: "Rasanya belum makan, kalau belum makan nasi". 5 hari yang lalu, saat negara kita merayakan ulang tahunnya yang ke-80, saya menulis bahwa pernyataan di atas merupakan salah satu hal yang lumrah di Indonesia. Kita merupakan salah satu negara penghasil padi terbesar di dunia. Dari padi kita mendapatkan beras, yang mana setelah disosoh siap ditanak menjadi nasi yang kita makan setiap hari. Nasi adalah menu sarapan, makan siang, dan makan malam kita orang Indonesia. Kita suka nasi. Selain sebagai sumber karbohidrat yang bagus, nasi juga dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, seperti hidangan nasional kita, nasi goreng. Saya tidak sering makan nasi goreng, jadi terasa spesial bila memakannya, apalagi dengan resep sendiri.
Namun, apakah semua orang di dunia makan nasi? Banyak, tetapi tidak semua. Jadi itulah pembahasan kita hari ini: apa sajakah makanan pokok bangsa-bangsa di seluruh dunia?
Saya menulis postingan ini terinspirasi dari buku Widya Wiyata Pertama Anak-Anak yang berjudul "Geografi dan Peta", dan salah satu halaman dalam buku tersebut membahas mengenai makanan pokok. Makanan pokok ialah makanan yang umumnya dimakan penduduk negara tertentu. Biasanya, bahan yang menjadi makanan pokok ialah yang tumbuh dengan baik dan dapat diperoleh dengan mudah. Dan kita akan memulai perjalanan kita keliling dunia lewat makanan pokok, dari barat ke timur.
Masyarakat Pribumi Arktik, seperti suku Inuit, mengonsumsi daging mentah terutama untuk menjaga nutrisi, karena proses memasak menghancurkan nutrisi penting seperti vitamin C dan vitamin B, yang langka di Arktik. Praktik mengonsumsi daging mentah, bersama dengan metode tradisional lainnya seperti fermentasi dan pembekuan bangkai utuh, memastikan vitamin esensial dan nutrisi lainnya, termasuk karbohidrat dari glikogen otot, tetap terjaga dan tersedia dengan mudah. Orang Eskimo di daerah dekat Lingkaran Arktik memakan ikan salmon dan daging anjing laut.
Dari Lingkaran Arktik kita ke selatan, di mana hawanya lebih panas, cocok untuk menanam jagung, makanan pokok orang Meksiko dan Amerika Tengah. Orang Meksiko mengonsumsi jagung sebagai makanan pokok karena merupakan makanan kuno, penting secara budaya, dan serbaguna yang dijinakkan di Mesoamerika lebih dari 9.000 tahun yang lalu. Pentingnya jagung secara historis terbukti dalam kisah-kisah penciptaan Mesoamerika dan menyediakan nutrisi penting melalui proses nikstamalisasi, menghasilkan masa untuk tortilla, tamale, dan hidangan pokok lainnya.
Dipercaya bahwa kentang pertama kali tumbuh di Peru. Kentang sangat penting bagi Peru sebagai elemen dasar identitas nasional, warisan budaya, dan stabilitas ekonomi, yang berakar dari asal-usulnya sebagai tempat kelahiran umbi-umbian dan budidaya lebih dari 4.000 varietas unik. Selain menjadi makanan pokok, kentang merupakan bagian integral dari masakan dan sejarah Peru, menyediakan makanan bagi Kekaisaran Inca dan terus digunakan dalam berbagai hidangan tradisional. Kentang juga memainkan peran penting dalam perekonomian modern dan ketahanan pertanian, dengan para petani melestarikan beragam varietas yang tahan terhadap perubahan iklim untuk menjaga ketahanan pangan dan pengakuan kuliner global.
Dari Amerika Selatan kita menuju Eropa. Di benua ini, hampir semua penduduknya makan roti. Roti memiliki arti penting bagi Eropa sebagai sumber pangan utama, ikon budaya dan simbolis dalam beragam tradisinya, serta alat politik dalam konteks sosial dan ekonomi. Roti melambangkan kesuburan dan awal baru dalam cerita rakyat, berperan sebagai elemen sentral dalam praktik kuliner dan identitas daerah, dan secara historis telah digunakan untuk menunjukkan kekuatan politik, sebagaimana terlihat dalam regulasi dan reaksi publik terhadap harga dan ketersediaannya.
Terlebih di Jerman. Orang Jerman menyukai roti karena tradisi budaya yang mengakar kuat, keragaman lebih dari 3.000 jenis roti, dan kualitas unggul yang dihasilkan dari penggunaan biji-bijian tradisional seperti gandum hitam dan spelt dengan sourdough, sehingga menghasilkan roti yang padat, beraroma, dan bergizi. Kecintaan ini begitu kuat sehingga roti menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, dengan hidangan seperti Abendbrot (roti malam) dan Brotzeit (roti waktu istirahat), dan seringkali menjadi hal yang paling dirindukan orang Jerman ketika tinggal di luar negeri.
Dari Eropa kita ke Afrika, di mana orang biasa makan umbi. Tanaman umbi-umbian merupakan makanan pokok yang penting di Afrika karena tahan terhadap iklim yang keras, menyediakan kalori dan nutrisi penting, serta menjadi sumber pendapatan penting bagi petani, terutama perempuan, yang berkaitan dengan ketahanan pangan nasional dan stabilitas ekonomi. Keragamannya memungkinkan beragam pengolahan menjadi produk seperti tepung, pati, dan pakan ternak, sementara budidayanya juga mendukung kehidupan masyarakat pedesaan dan perkotaan.
Sebelum kita ke tempat berikutnya, saya harus menjelaskan mengapa saya menulis ini. Hari ini, Republik Demokratik Kongo akan memilih perwakilannya untuk Miss Universe 2025 di Bangkok, Thailand. RDK tahun lalu kembali ke kontes kecantikan tersebut setelah 38 tahun hiatus. RDK adalah negara dengan penutur bahasa Perancis terbanyak di dunia, bahkan lebih banyak dari Perancis itu sendiri. Saya meminta bantuan Gemini, AI keluaran Google, untuk mencarikan 30 hal yang membedakan RDK dari negara lainnya secara budaya, dan fufu adalah salah satunya. Fufu adalah makanan pokok bagi masyarakat Afrika Barat dan Tengah, yang terbuat dari singkong, pisang tanduk, atau ubi jalar, yang direbus dan kemudian ditumbuk halus menjadi seperti lempung. Biasanya fufu disajikan bersama sup atau semur.
Namun demikian, masyarakat Arab juga makan nasi. Nasi merupakan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Asia. Nasi merupakan makanan pokok yang penting di Asia karena sejarah budidayanya yang panjang, peran vitalnya dalam praktik budaya dan keagamaan, harganya yang terjangkau dan serbaguna sebagai sumber pangan, serta hubungannya yang mendalam dengan kesejahteraan dan identitas ekonomi kawasan tersebut. Nasi berfungsi sebagai simbol kemakmuran dan kehidupan, diintegrasikan ke dalam ritual spiritual, dan menjadi dasar makanan sehari-hari, mencerminkan peran integralnya dalam hampir setiap aspek kehidupan Asia.
Nasi putih hampir selalu dimakan bersama lauk-pauk untuk menu diet yang seimbang. Kita akan melihat bagaimana nasi dimakan di Asia.
Di India, makanan pokok meliputi roti, chapati, dan naan di utara, idli dan dosa di selatan, dan semua orang makan nasi. Seperti di Indonesia, masyarakat India kerap makan langsung dengan tangan agar suhu dan rasa makanan lebih terasa. Mereka percaya bahwa tangan kanan adalah tangan yang paling sopan dan bersih sehingga mereka makan dengan tangan kanan. Namun, tidak jarang ada orang India yang makan dengan etika makan orang Barat dan menggunakan sendok dan garpu.
Nasi putih hampir selalu dimakan bersama makanan tradisional Jepang. Kadang mereka membungkus nasi dengan ganggang laut (nori) atau memasaknya dengan lauk seperti misalnya ayam. Keluarga Jepang biasanya makan secara lesehan, alias duduk di lantai. Makan lesehan adalah bagian dari budaya mereka.
Nasi juga merupakan makanan pokok bagi rakyat Korea Selatan. Di Korea Selatan, nasi dimakan dengan sendok, alih-alih menggunakan sumpit atau tangan, dan merupakan makanan pokok, disajikan di hampir setiap hidangan, mulai dari hidangan tradisional hingga makanan modern yang dipengaruhi Barat seperti burger. Beras Korea, berbiji pendek, lengket, dan beraroma ringan, menjadi fondasi hidangan dan seringkali menjadi sumber identitas dan keamanan nasional. Wah, apakah idol K-pop favorit kita makan nasi juga?
Banchan (bukan Bang Chan) adalah istilah Korea untuk lauk-pauk kecil yang disajikan bersama nasi saat makan. Hidangan ini merupakan bagian penting dari masakan Korea, menawarkan beragam rasa dan tekstur untuk melengkapi hidangan utama. Banchan tidak dianggap sebagai makanan pembuka, melainkan bagian integral dari hidangan, dimaksudkan untuk dinikmati bersama setiap suapan nasi.
Makanan Filipina biasanya dimakan kumakain kamayan, atau langsung dengan tangan.
Di Tiongkok, mereka juga makan nasi. Namun, mereka juga makan makanan pokok lain, yaitu mie. Mie merupakan makanan pokok penting dalam budaya Tionghoa, melambangkan umur panjang dan keberuntungan, terutama pada hari ulang tahun dan selama perayaan seperti Tahun Baru Imlek, di mana mie panjang disajikan sebagai simbol umur panjang. Mie menyediakan energi esensial untuk pola makan masyarakat Tionghoa, dan secara historis berfungsi sebagai sumber makanan yang ekonomis dan praktis bagi penduduk. Selain sebagai sumber makanan, mie telah mengakar kuat dalam masakan Tionghoa sebagai sumber identitas budaya, dengan variasi regional dan bahan-bahan simbolis yang mencerminkan nilai-nilai Tionghoa yang lebih luas, yaitu keluarga, kemakmuran, dan vitalitas.
Makanan-makanan di atas tidak hanya enak, namun juga bergizi tinggi. Makanan pokok di dunia tidak hanya nasi, namun juga roti, mie, jagung, ikan, daging, umbi, dan kurma. Yang penting, makanan sehat itu punya kita, dan akan membuat kita tumbuh sehat dan bahagia.
Jalan-jalan ke Kota Blitar,
Jangan lupa singgah ke Kota Malang.
Makan sehat pasti pintar,
Perut kenyang, hati pun senang.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI