Di India, makanan pokok meliputi roti, chapati, dan naan di utara, idli dan dosa di selatan, dan semua orang makan nasi. Seperti di Indonesia, masyarakat India kerap makan langsung dengan tangan agar suhu dan rasa makanan lebih terasa. Mereka percaya bahwa tangan kanan adalah tangan yang paling sopan dan bersih sehingga mereka makan dengan tangan kanan. Namun, tidak jarang ada orang India yang makan dengan etika makan orang Barat dan menggunakan sendok dan garpu.
Nasi putih hampir selalu dimakan bersama makanan tradisional Jepang. Kadang mereka membungkus nasi dengan ganggang laut (nori) atau memasaknya dengan lauk seperti misalnya ayam. Keluarga Jepang biasanya makan secara lesehan, alias duduk di lantai. Makan lesehan adalah bagian dari budaya mereka.
Nasi juga merupakan makanan pokok bagi rakyat Korea Selatan. Di Korea Selatan, nasi dimakan dengan sendok, alih-alih menggunakan sumpit atau tangan, dan merupakan makanan pokok, disajikan di hampir setiap hidangan, mulai dari hidangan tradisional hingga makanan modern yang dipengaruhi Barat seperti burger. Beras Korea, berbiji pendek, lengket, dan beraroma ringan, menjadi fondasi hidangan dan seringkali menjadi sumber identitas dan keamanan nasional. Wah, apakah idol K-pop favorit kita makan nasi juga?
Banchan (bukan Bang Chan) adalah istilah Korea untuk lauk-pauk kecil yang disajikan bersama nasi saat makan. Hidangan ini merupakan bagian penting dari masakan Korea, menawarkan beragam rasa dan tekstur untuk melengkapi hidangan utama. Banchan tidak dianggap sebagai makanan pembuka, melainkan bagian integral dari hidangan, dimaksudkan untuk dinikmati bersama setiap suapan nasi.
Makanan Filipina biasanya dimakan kumakain kamayan, atau langsung dengan tangan.
Di Tiongkok, mereka juga makan nasi. Namun, mereka juga makan makanan pokok lain, yaitu mie. Mie merupakan makanan pokok penting dalam budaya Tionghoa, melambangkan umur panjang dan keberuntungan, terutama pada hari ulang tahun dan selama perayaan seperti Tahun Baru Imlek, di mana mie panjang disajikan sebagai simbol umur panjang. Mie menyediakan energi esensial untuk pola makan masyarakat Tionghoa, dan secara historis berfungsi sebagai sumber makanan yang ekonomis dan praktis bagi penduduk. Selain sebagai sumber makanan, mie telah mengakar kuat dalam masakan Tionghoa sebagai sumber identitas budaya, dengan variasi regional dan bahan-bahan simbolis yang mencerminkan nilai-nilai Tionghoa yang lebih luas, yaitu keluarga, kemakmuran, dan vitalitas.