Bismillahirrahmanirrahim.
Hari ini, 17 Agustus 2025, kita semua merayakan ulang tahun negara kita tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita semua bergembira ria. Pada hari ini, bendera Sang Saka Merah Putih dikibarkan, dan beberapa kompleks perumahan mengadakan perlombaan yang bukan hanya sebagai sarana hiburan, namun juga merawat kebersamaan yang diwariskan sejak awal kemerdekaan Indonesia.
Lahir sebagai orang Indonesia dan hidup sebagai orang Indonesia selama hampir 26 tahun ini membuat saya berpikir, "Hm, hal-hal apa sajakah yang lumrah di Indonesia?". Di antara Anda pasti ada yang menyebutkan alam yang indah, batik, dangdut... tetapi itu semua umum. Berikut adalah 5 hal yang lumrah di mata orang Indonesia.
1. Rasanya belum makan, kalau belum makan nasi
Nasi putih hampir selalu dimakan bersama lauk-pauk, sayur, buah, dan air putih untuk pola makan yang bergizi, empat sehat lima sempurna. Di Indonesia tidak terkecuali. Nasi adalah makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, dengan konsumsi yang tinggi, karena kita adalah salah satu negara penghasil beras terbesar di dunia. Nasi juga tinggi akan karbohidrat sebagai sumber energi yang bagus, dan vitamin B yang dapat membantu mencegah penyakit beri-beri.
Di Indonesia, nasi dapat dimasak jadi berbagai macam makanan, seperti nasi bungkus, nasi goreng, nasi kuning, nasi bakar, nasi padang, dan bahkan lemper dan lontong. Karena itu, orang Indonesia memiliki ungkapan, "Rasanya belum makan, kalau belum makan nasi." Bahkan kita makan pizza pun pakai nasi.
2. Mencuci tangan di kobokan
Sejak kecil kita diajarkan, sebelum makan kita harus mencuci tangan, supaya tangan kita bersih dan terhindar dari kuman. Salah satu produk sabun Indonesia mengajarkan kita untuk mencuci tangan dengan sabun di bawah air bersih yang mengalir selama 20 detik agar kumannya terbunuh semua. Namun di Indonesia, khususnya di restoran, ada kebiasaan mencuci tangan di kobokan, yaitu air di dalam mangkuk dengan perasan jeruk nipis atau jeruk lemon.
Mencuci tangan di kobokan tidak disarankan karena dapat menambah jumlah kuman di tangan, bukan membersihkannya. Air kobokan yang sama digunakan berulang kali oleh banyak orang, sehingga kuman dari satu orang bisa berpindah ke orang lain. Namun demikian, hal ini lumrah di Indonesia, khususnya di restoran yang tidak menyediakan wastafel dan sabun, khususnya jika makan nasi padang.
3. Sampo habis, isi air
Setiap mandi, alangkah baiknya kita menjaga kesehatan rambut dengan cara keramas dengan sampo. Sampo dapat mencegah beberapa masalah rambut seperti rambut rontok dan ketombe serta rambut kita jadi lembut. I mean, siapa cewek yang tidak mau punya rambut seindah para anggota tripleS atau Illit?
Kebiasaan orang Indonesia setiap keramas adalah jika sampo habis saat hendak keramas, kita mengisi botol sampo dengan air, mengocok botolnya, dan keramas dengan sisa sampo di botol yang terisi dengan air. Tujuannya supaya hemat. Mungkin cara seperti ini tidak direkomendasikan karena tidak akan membersihkan rambut secara efektif dan bisa merusak rambut dan kulit kepala. Tetapi itulah Indonesia; kita memanfaatkan barang sisaan agar hemat, meskipun caranya mungkin salah.
4. Apa pun mereknya, air mineral disebut Aqua
Sejak kecil kita diajarkan untuk minum air putih sebanyak 8 gelas sehari agar sehat. Dan di Indonesia, ke mana pun Anda pergi, apa pun tulisan di label botolnya, Anda akan selalu menyebut air mineral dengan sebutan Aqua. Padahal merek air mineral Indonesia ada banyak, seperti Ades, Amidis, Cleo, RON 88, Le Mineral, dan Club.
Orang Indonesia menyebut air mineral dengan sebutan Aqua karena Aqua adalah merek air mineral pertama dan terpopuler di Indonesia, sehingga menjadi generik untuk semua air mineral dalam kemasan. Meskipun ada merek lain, Aqua telah begitu melekat di benak masyarakat sehingga seringkali menjadi sebutan umum untuk semua produk sejenis. Dan bak kata iklan, tidak semua air mineral itu Aqua. Salah satu alasannya adalah karena Aqua berasal dari pegunungan vulkanik terlindungi sehingga rasanya dingin alami tanpa perlu didinginkan.
Jadi, jika Anda bepergian dan ingin membeli air mineral, Anda akan selalu berkata, "Mas, Aqua satu."
5. Kita memiliki orang-orang muda yang sukses... walaupun dengan keterbatasan
Semua orang Indonesia dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun itulah yang membuat kita spesial. Tidak terkecuali orang-orang yang terlahir dengan disabilitas. Ada di antara teman-teman kita yang tidak bisa melihat, mendengar, atau berbicara, atau ada yang memiliki kelumpuhan fisik. Namun, mereka berprestasi.
Salah satunya adalah desainer muda, Rafi Abdurrahman Ridwan. Rafi adalah desainer muda tunarungu asal Kota Bekasi, Jawa Barat yang memulai karirnya di dunia busana sejak usia 9 tahun. Dia tidak bisa mendengar, namun bisa membuat desain warna-warni pakaian yang indah. Berawal dari menonton kartun putri duyung di TV, dia mulai terpacu untuk membuat baju untuk si putri duyung yang katanya "tidak mengenakan baju".
Hasil coretan Rafi ini kemudian dilirik oleh desainer Barli Asmara (almarhum) dan kemudian supermodel Amerika Serikat, Tyra Banks. Desain Rafi yang waktu itu berusia 11 tahun dilirik oleh seorang supermodel terpandang. Tidak semua bisa seperti ini. 14 baju rancangannya kemudian dipakai untuk ajang America's Next Top Model.
Kini Rafi berusia 23 tahun dan dia masih merancang baju-baju yang indah.
Rafi bukan satu-satunya desainer busana disabilitas yang berprestasi. Teman kita dari Pekalongan, Jawa Tengah, Windi Setyoningsih, kurang disorot namun bakat seninya patut diacungi jempol. Sejak lahir, dia menyandang tunagrahita, namun dia tidak pernah malu dengan keterbatasan mental yang dia alami. Dia pandai merancang busana, khususnya gaun pengantin. Hijab karyanya bahkan dilirik oleh idolanya, desainer dan artis ternama, Kak Ivan Gunawan, dan diluncurkan di bawah brand hijab beliau, Mandja.
Windi tinggal di Desa Purworejo, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Bakat menggambarnya sudah terlihat sejak dia putus sekolah kelas 4 SD. Dia belajar menggambar secara otodidak.
Kita tentu mengenal Putri Ariani, penyanyi berhijab tunanetra asal Riau yang sukses lewat Indonesia's Got Talent 2014 dan bahkan pandai mengaji secara tartil dengan Alquran Braille. Namun, ada juga orang Indonesia yang tidak bisa melihat, namun berbakat musik. Dengan kesepuluh jarinya di atas tuts piano, dia bahkan menerima anugerah Pianis Tunanetra dan Autis Termuda di Indonesia pada tahun 2010 lalu. Dia adalah Michael Anthony Kwok dari Jakarta.
Kecintaan Michael pada piano bermula dari mendengar kakak perempuannya, Christy, memainkan alat musik tersebut. Awalnya Michael hanya menggunakan dua jari telunjuknya di atas tuts piano untuk menirukan bunyi tukang es krim keliling yang kerap berjualan di komplek perumahan setiap siang. Dia saat itu masih berusia 3 tahun. Namun kemudian, dia dibimbing oleh Christy sehingga kini dia dapat memainkan piano dengan sepuluh jarinya.
Michael belajar bermain piano tanpa pernah belajar membaca partitur. Dia bahkan tidak tahu notasi, tahu-tahu saja bisa bermain piano. Menurut ibunya, bakat piano Michael ini adalah hadiah dari Tuhan.
Berikut adalah video Michael sedang memainkan jari-jari ajaibnya di atas piano:
Of course, kita masih bisa menamakan penyandang disabilitas lain yang berprestasi di Indonesia, namun di hari yang spesial untuk Indonesia ini, kita bangga mengatakan bahwa orang-orang ini patut diacungi jempol karena mengubah keterbatasan menjadi kemampuan. Mereka tidak malu dengan kondisi mereka; mereka justru menjadikan itu motivasi untuk mereka terus berkarya.
Dan berikut adalah lima hal yang lumrah di Indonesia.
Lewat kelima hal ini, semoga dunia tahu, bahwa Indonesia adalah negara yang istimewa.
Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-80!
Merdeka!
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI