Mohon tunggu...
yudhimada
yudhimada Mohon Tunggu... Ebook author dosen management utm

Ebook author gold trading data analisis dosen management utm

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Memanfaatkan Bahasa Daerah dalam Iklan Digital

12 April 2025   15:45 Diperbarui: 12 April 2025   15:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memanfaatkan Bahasa Daerah dalam Iklan Digital: Strategi Hyper-Local Marketing untuk Meningkatkan Engagement di Pedesaan Jawa
(Contoh: Kampanye Produk Mi Instan dengan Bahasa Jawa Ngoko di Yogyakarta dan Solo)

Pendahuluan
Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, kemampuan memahami karakteristik lokal menjadi kunci sukses pemasaran. Di pedesaan Jawa, di mana budaya dan bahasa daerah masih sangat kental, strategi hyper-local marketing dengan memanfaatkan bahasa Jawa ngoko (bahasa sehari-hari) terbukti mampu meningkatkan engagement secara signifikan. Artikel ini akan mengupas bagaimana penggunaan bahasa daerah dalam iklan digital tidak hanya menjangkau pasar, tetapi juga membangun ikatan emosional dengan masyarakat lokal, serta studi kasus sukses kampanye mi instan di Yogyakarta dan Solo.

Mengapa Bahasa Jawa Ngoko Efektif untuk Masyarakat Pedesaan Jawa?
1. Bahasa Sehari-hari yang Mudah Dicerna
Bagi masyarakat pedesaan Jawa, terutama generasi di atas 30 tahun, bahasa Indonesia seringkali terasa formal dan kurang akrab. Bahasa Jawa ngoko, seperti "Loh, wes mangan durung? Ayo buruan dicook mi iki!" lebih mudah dipahami dan terasa seperti obrolan antar-tetangga.

Baca juga: Post Mortem Cepat

2. Sentimen Nostalgia dan Kebanggaan Budaya
Bahasa ngoko membangkitkan nostalgia masa kecil dan kebanggaan terhadap identitas Jawa. Iklan yang menggunakan bahasa ini sering dianggap sebagai bagian dari budaya mereka, sehingga lebih mudah diterima.

3. Meningkatkan Interaksi Sosial
Masyarakat pedesaan cenderung aktif berkomunikasi dalam kelompok kecil (RT/RW atau grup WhatsApp). Iklan berbahasa Jawa ngoko memicu diskusi informal, seperti: "Iki lho iklan mi-ane lucu, koyo ngobrol karo simbah!"

Studi Kasus: Kampanye Mi Instan dengan Bahasa Ngoko di Yogyakarta & Solo
Sebuah merek mi instan nasional meluncurkan kampanye digital berbahasa Jawa ngoko untuk meningkatkan penjualan di wilayah Yogyakarta dan Solo. Berikut strategi dan hasilnya:

Strategi yang Digunakan:
Copywriting Santai dengan Slang Lokal

Baca juga: A/B Testing Mikro

Contoh: "Wes angel suwe ora mangan mi? Akeh rasa nih, dari soto sampe rendang, jos!"

Penggunaan kata "jos" (keren) dan "wes" (sudah) membuat iklan terasa personal.

Konten Video Pendek di TikTok & Instagram

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun