Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunikasi Organisasi, Pengetahuan dan Pemecatan Profesi

8 April 2022   09:14 Diperbarui: 8 April 2022   09:20 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Skema bottom up dipergunakan untuk menjaring pendapat, pola top down dipakai sebagai strategi eksekusi.

Proses komunikasi di dalam organisasi membutuhkan kemauan dan keterbukaan para pihak, untuk menjalin arus informasi berimbang, menghindari terjadinya bias persepsi.

Termasuk menghindari terjadinya ruang konflik, yang memungkinkan terjadinya efek kerusakan bagi organisasi. Ketika konflik memuncak dan terbuka, diperlukan upaya bersama untuk menemukan resolusi terbaik, syaratnya kejujuran semua pihak.

Konsep komunikasi organisasi mengandaikan proses timbal-balik, dimana relasi anggota dan struktur kepemimpinan mempunyai sistem untuk menyampaikan gagasan dan argumentasi yang setara, dalam proses tersebut, tujuan akhir bersama adalah titik konsensus bersama.

Membedah Pengetahuan

Sebagian pendapat yang bersilangan memberikan titik tekan pada hadirnya inovasi dan pengetahuan baru. Praktik implementasi temuan, baru seharusnya diakomodir dalam kepentingan publik, sebagai sarana alternatif yang dapat diakses secara meluas.


Terlebih diasumsikan bila temuan metode medis tersebut menjadi inovasi sekaligus kebanggaan atas karya anak bangsa, kira-kira begitu premis yang diajukan. Tentu tidak salah, tetapi kurang tepat secara konteks.

Kita memang dihadapkan pada keterbatasan pemahaman, ketika model terapi medis yang dilakukan dinyatakan memiliki tingkat keberhasilan luar biasa berdasarkan testimoni para pasien tersebut, justru tidak dibakukan menjadi sebuah prosedur.

Disinilah letak perubahan pengetahuan -knowledge menjadi sebuah ilmu -science.

Pada pokok dasarnya, ilmu yang rigid merupakan hasil eksperimentasi dan temuan penelitian, yang dikodifikasi melalui kaidah tersusun, memiliki kriteria ilmiah, meliputi bukti empirik, struktur sistematik dan logik.

Karena itu, sebuah konklusi hasil penelitian harus teruji dan bisa uji ulang. Termasuk mendapatkan penajaman dari sejawat lain -peer group, karena tidak ada penelitian yang bersifat terpisah, melainkan bentuk kesinambungan penelitian terdahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun