Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sosok Pahlawan Kekinian

7 Agustus 2021   11:04 Diperbarui: 7 Agustus 2021   11:19 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jasmerah! Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Begitu kata Bung Besar. Agustus adalah bulan penuh momen kesejarahan. Tonggak proklamasi kemerdekaan.

Sejarah, pada hakikatnya adalah ilmu tentang manusia dalam dimensi perlintasan waktu. Kita dapat mempelajarinya, sekaligus mengambil pemaknaan sebagai hikmah terbaik.

Sesuai konteksnya, sejarah tidak lepas dari para pelaku yang terlibat. Kemerdekaan terkait dengan berbagai kisah kepahlawanan. Sejarah juga menyisakan ruang yang lentur dalam makna.

Begitu kumpulan cerita yang terhimpun di majalah Intisari, Cerita Di Balik Perang (8/2021). Bahwa tafsir atas apa yang telah terjadi tidaklah hitam-putih, karena sejarah tetap akan berpusat pada manusia sebagai aktor utamanya.

Dalam koridor kesejarahan, subjek bisa berpindah posisi dari satu titik ke titik lain secara ekstrem. Sejarah dibentuk melalui interaksi banyak faktor yang kompleks dan tidak tunggal.

Kemunculan para tokoh di awal kemerdekaan tidak terkecuali, termasuk diantaranya mereka yang sempat mengenyam pencerahan ilmu pada pusat-pusat pendidikan milik penjajah kolonial tidak dapat dinilai sebagai kolaborator kolonial. Bergantung pada aras tujuan.

Kompromi dan kolaborasi, adalah pilihan taktik untuk mendapatkan pengetahuan baru yang dapat menjadi sarana perjuangan baik dalam ranah diplomasi maupun revolusi fisik.

Meski tidak dipungkiri, ada saja pihak yang mengambil jalur berbeda dari kepentingan publik.

Kepahlawanan menjadi bagian dari konstruksi jaman. Baru saja kita menyambut gembira para pahlawan olahraga yang bertanding di Olimpiade Tokyo.

Karena itu makna kepahlawanan tidak lagi tersekat semata pada periode kemerdekaan di masa lalu, tetapi juga merentang ke masa depan.

Hidupnya sebuah negara-bangsa tidak terhenti pada momentum merebut kemerdekaan dan menyatakan keterbebasan dari bentuk penjajahan, tetapi juga berkaitan dengan slogan klasik "mengisi kemerdekaan", menciptakan simpul kemerdekaan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun