Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Vaksin Guyub, Imunitas Kebersamaan

16 Juli 2021   14:15 Diperbarui: 16 Juli 2021   14:49 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Posisi vaksin berubah dalam pandemi menjadi barang publik -public goods. Sehingga, barang tersebut mudah diakses oleh masyarakat, dan diperoleh secara gratis sebagai tanggung jawab penyelenggara negara.

Bagaimana dengan vaksin gotong royong? Tidakkah inisiatif tersebut membantu percepatan vaksinasi? karena kita berpacu dengan waktu, dan semakin banyak jalur vaksinasi, bahkan meski berbayar, membuat pembentukan herd immunity semakin dipercepat.

Prinsip utamanya tidak salah, namun dalam implementasinya bisa mengalami kerancuan. 

Hal yang perlu dicermati adalah perubahan aturan vaksin gotong royong yang sebelumnya berbasis perusahaan menjadi target individu secara umum.

Bukankah partisipasi vaksin berbayar adalah hal baik? Dalam pandemi prinsip utama pemberian vaksin berdasarkan prioritas target yang dikategori sesuai tingkat kerentanan. 

Vaksin dibutuhkan, menjadi barang berharga, dipergunakan untuk semua, didalamnya terdapat nilai kesetaraan -equality dan keadilan -equity.

Jadi, bagaimana sintesisnya? Karena pola vaksinasi berbayar mengakomodasi kelompok yang memiliki willingness and ability to pay. Perlu kembali ke model awal yang disepakati terkait vaksin gotong royong, untuk para pekerja dibawah naungan perusahaan.

Lalu jika diperuntukkan bagi umum seperti apa? Jenis dan jalur vaksinasinya berbeda, sebut saja vaksin guyub, mereka yang mengakses membayar lebih dengan format subsidi silang, yang bisa vaksin mandiri mendanai biaya untuk pengadaan program vaksin gratis pemerintah.

Jangan sampai vaksin guyub yang mandiri dan berbayar ini justru ramai dipergunakan untuk booster dari peserta yang sudah sebelumnya menerima vaksin gratis. Terlebih karena perbedaan kualitas vaksin yang diterima.

Lagi-lagi jangan sampai keberadaan vaksin guyub bagi umum dan individu justru membuat jurang perbedaan dan ketimpangan semakin terbuka lebar. Harus ada penegasan akan hal itu.

Partisipasi publik yang utama dengan terlibat dalam program vaksinasi, selain itu menjadi tanggung jawab kekuasaan untuk mempercepat pengadaan dan pelaksanaan vaksin sesuai kelompok target sasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun