Pergerakan publik dibatasi, tetapi sarana transportasi sudah dibuka untuk memberikan pelayanan publik. Irama pemerintah pusat dan daerah, juga kerap tidak sehaluan. Mungkinkah tujuan berbeda? Entahlah.
Dibutuhkan figur kuat yang mampu membangkitkan harapan di masa depan. Para pemimpin, harus mampu membagi peran dan tugas. Modelnya memadukan solidarity maker dan administrator. Kuat dalam merumuskan, mengajak dan mengeksekusi.
Jalur Relaksasi
Beredarnya Road Map Exit Ekonomi Kesehatan, yang diakui sebagai rencana usulan untuk sesegera mungkin keluar dari pembatasan berbagai aktivitas publik, akan dimulai secara bertahap pada Juni.
Jika mengacu pada laporan Singapore University of Technology and Design -SUTD, dalam Predictive Monitoring Covid-19 update 8 Mei, akhir pandemi di Indonesia diprediksi pada Oktober 2020.
Pemodelan dinamis dengan menggunakan data statistik itu, menyebut dalam keterangannya, bila estimasi melalui proyeksi simulasi yang dibuat tersebut, sangat bergantung akurasi input data awal.
Disini titik vitalnya, pandemi membuka semua persoalan domestik. Dalam buku Tata Kelola Penanganan Covid-19 di Indonesia: Kajian Awal, Wawan Mas'udi dan Poppy S Winarti, UGM Press, 2020, terjadi centang perenang yang merentang.
Terdapat soal inkonsistensi data dan informasi, termasuk aspek komunikasi, baik yang terkait aspek kajian kesehatan, pendidikan tinggi, hingga dampak sosial ekonomi bagi publik, dalam masa pandemi.
Prediksi terakhir SUTD, tekanan pandemi akan mulai mereda pada Agustus. Sekali lagi, dalam lembar keterangan akhirnya, disebut bila sikap optimisme berlebihan, dapat berbahaya, karena mengendurkan kewaspadaan pada infeksi virus.
Jalan Damai
Lantas apa yang bisa dibuat? Apa makna berdamai? Mungkinkah protokol dan kenormalan baru dalam kehidupan manusia dimulai? Dunia tidak lagi sama setelah pandemi, membutuhkan waktu pemulihan.