Meski begitu, pada akhirnya nanti, mekanisme seleksi alamiah juga akan terjadi bagi produk-produk yang sudah tidak memiliki segmen pasar yang signifikan. Konvergensi media terjadi, berlangsung melalui perkembangan teknologi.
Massifnya Budaya Massa
Tidak ada cara mudah dalam mempertahankan eksistensi media. Bahkan banyak media massa bertumbangan di tengah jalan menuju arah perubahan tersebut. Mati karena berubahnya perilaku khalayak dalam mengkonsumsi media, dan kegagalan merubah diri.
Sementara itu, media baru yang bertumbuh dalam ekosistem digital juga tengah mencari cara, untuk bisa bertahan dan menghasilkan pendapatan dengan model baru. Menariknya, kajian Vincent Mosco dalam ekonomi politik media, menjadi opsi solusi.
Sekurangnya, melalui tiga pendekatan; (i) komodifikasi, (ii) spasialisasi dan (iii) strukturasi. Dimana model bisnis media konvensional akan mix blending dengan media baru.Â
Pada tahap komodifikasi, skema newsroom menjadi model efisien sebagai dapur produksi berita yang akan dijadikan sebagai output produk multiplatform. Insan pers pun akan semakin multiskill.
Sementara pada fase spesialisasi, integrasi bisnis baik secara vertikal maupun horizontal, dalam format konglomerasi, merupakan bentuk dari model bisnis yang mampu melakukan support financial secara berkesinambungan, sekaligus melakukan subsidi silang antar produk dalam satu kelompok bisnis.
Di bagian akhir, strukturasi dijalankan melalui perantara agen sebagai modalitas baru jagat digital, yakni netizen yang bertindak sebagai user experience engagement secara bersamaan menjadi key opinion leader bagi amplifikasi perluasan khalayak media.
Sekurangnya bentuk hybrid media, sebagai persilangan produk media lama dan baru menjadi solusi pendek dan menengah bagi media massa yang tengah kebingungan menatap masa depannya. Konsekuensinya, budaya massa akan semakin massif terproduksi. Hanya waktu yang akan mengujinya!