Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tera Ulang Kebijakan Kesehatan

24 Oktober 2019   05:15 Diperbarui: 24 Oktober 2019   05:22 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi stunting ini terjadi sebagai konsekuensi dari kekurangan gizi anak. Hal tersebut, mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan fisik anak, sehingga menjadi pendek (stunted). Jelas merupakan ironi.

Klaim pembangunan ekonomi yang bertumbuh, berbanding terbalik dengan asupan konsumsi gizi. Pertumbuhan ekonomi yang digadang-gadang, ternyata bertemu dengan realitas kerdil dari generasi mendatang. Perlu upaya keras dibagian ini.

Sesuai dengan prevalensi balita stunting berdasarkan data World Health Organization (WHO), Indonesia merupakan negara ketiga tertinggi di regional Asia Tenggara/ South-East Asia Regional (SEAR). Rerata prevalensi balita stunting di Indonesia 2005-2017 adalah 36,4%.

Padahal komplikasi turunan dari persoalan stunting terbilang luas. Mulai dari aspek kognitif dan psikomotorik, hal ini berkaitan dengan penguasaan ilmu sains serta kegiatan fisik semisal olahraga. 

Disamping itu, stunting berpotensi menyebabkan peningkatan problem penyakit degeneratif, sehingga secara general kualitas sumber daya manusia mendatang menjadi lebih rendah.

Sekurangnya pada dua wilayah yang telah diamanatkan oleh Presiden Jokowi, tugas kepada Dokter Terawan diserahkan. Jelas sudah, kerja besarnya adalah tera ulang kebijakan sektor kesehatan baik level makro maupun mikro. Selamat bertugas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun