Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Teks dan Konteks Pidato Kemerdekaan Era Jokowi

20 Agustus 2018   21:12 Diperbarui: 20 Agustus 2018   21:29 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di periode pidato kali itu, Jokowi melakukan penjabaran program kerja secara terstruktur, terkait langkah terobosan dalam mengentaskan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial. Lalu disambung dengan langkah gerak yang dilakukan, yakni: pertama; percepatan pembangunan infrastruktur. Kedua; penyiapan kapasitas produktif dan Sumber Daya Manusia. Ketiga, deregulasi dan debirokratisasi.

Selanjutnya, Jokowi menyebut upaya perbaikan kondisi serta akses sosial kualitas pembangunan di sektor kesehatan, pendidikan, dan jaminan sosial. Serta disinggung pula tentang reformasi hukum, manajemen anggaran, dan politik luar negeri termasuk aspek domestik seperti demokrasi, politik dan keamanan. Istilah Revolusi Mental dikemukakan,  dimaknai sebagai perubahan pola pikir dan perubahan sistem pemerintahan.

Situasi tersebut, dilatarbelakangi dan bersamaan dengan proses reshuffle kabinet Jokowi untuk mendapatkan formula yang lebih sesuai dengan gerak kerja Presiden, sekaligus mengakomodir pertambahan anggota koalisi pemerintah, dimana PAN, PPP dan Golkar berlabuh dan mulai mendapatkan konsesi jabatan menteri. Koalisi yang semakin gemuk, jelas terkait kompromi.

Konstelasi Paska Pilkada DKI

Berbeda dari pidato sebelumnya, pada kesempatan HUT ke-72, Jokowi menyapa dalam setiap batas paragrap kalimat menggunakan bahasa daerah. Seolah hendak sinkron dengan kalimat pembuka pidato, yang mengkalkulasi jumlah penduduk dan kepulauan kita. Titik tekan kemudian berpindah, terkait dengan mentalitas negatif yang harus direduksi.

Perubahan ditingkat dunia, singgung Jokowi harus direspon dengan cepat, karena itu pula kita harus mampu berubah. Aspek ideologi Pancasila diharapkan menjadi pemersatu kita. Arah dari proyeksi kerja pemerintah berfokus pada pemerataan ekonomi yang berkeadilan, dengan menyebut mewakili kepentingan 40 persen terbawah (-baca: miskin).

Situasi yang melingkupi saat itu adalah hasil Pilkada serentak, dengan Pilkada DKI yang menjadi sorotan utama. Posisi yang ditinggalkan Jokowi tidak berhasil diteruskan oleh Ahok, sebagai buntut dari "keseleo" lidah Ahok atas Al Maidah 51. Dibagian akhir, Jokowi memberi pesan terkait hal tersebut, tentang demokrasi serta stabilitas politik dan keamanan guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, serta membangun kerukunan dalam keragaman.

Indikator Keberhasilan Kerja

Penuh angka, demikian isi pidato Jokowi pada HUT ke-73. Indikator angka dimunculkan sebagai pilihan Presiden untuk berbicara tentang keberhasilan pembangunan yang telah dicapai. Kondisi ini berbeda dari pidato-pidato terdahulu yang lebih sedikit menampatkan angka sebagai pelengkap kuantitatif. Kali ini, pidato kemerdekaan lebih bersisi matematis, selain lebih panjang dari biasanya.

Upaya penegakan hukum, dengan pemberantasan jeratan korupsi ditampilkan melalui jumlah OTT. Termasuk menyampaikan kerja dalam menjaga kekayaan alam, serta berdaulat atas sumber daya alam dengan menyebut beberapa kelolaan blok migas kembali ke tanah air, termasuk Freeport.

Sesuai kebiasaan paparan pidato Presiden, maka pelibatan angka-angka biasanya dipergunakan dalam laporan nota keuangan dan RAPBN. Jokowi, lebih banyak berfokus pada paparan ekonomi, termasuk berbicara tentang makro ekonomi dengan upaya meningkatkan kualitas pertumbuhan, serta menyiapkan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun