Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Puzzle Presiden di Peta Pilkada

28 Juni 2018   19:38 Diperbarui: 28 Juni 2018   19:49 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Partai kampiun pada pemilu sebelumnya, tidak lagi ampuh dalam menurunkan pasangan jagoannya. Sedangkan Parpol papan tengah justru lincah membentuk posisi.

Kemampuan Parpol medioker dalam perolehan hasil pemilu 2014 untuk jitu menentukan dukungan, merupakan sebuah bentuk kelihaian beradaptasi dan membaca situasi yang berkembang.

Sementara partai berskala besar, justru kerapkali gamang mengajukan tokoh internal partai yang tidak cukup populer. Dengan demikian angka kemenangan paslon pada Pilkada 2018 pada Parpol Besar lebih rendah dibanding Parpol menengah.

Menatap Kursi Presiden

Apapun hasilnya, Pemilu dan Pilpres 2019 tidaklah mudah. Partai debutan baru, menghiasi pilihan partai yang sudah telah lebih dulu ada dan bertarung di Pilkada serentak 2018.

Beberapa diantaranya -partai baru, justru sudah jauh-jauh hari memberi posisi dukungan bagi Petahana untuk kembali menjabat pada periode kedua kalinya.

Sementara, pada partai lama, pemanasan Pilkada 2018 akan dipergunakan sebagai dasar untuk terus mengeskalasi proses politik hingga 2019, berbekal pengalaman riil lapangan.

Kandidat pesaing kursi Presiden diluar petahana masih belum muncul, mungkin pula menunggu hasil gugatan Presidential Threshold di Mahkamah Konstitusi. Sehingga memungkinkan potensi calon independen. Tetapi mencermati hasil Pilkada 2018 dan koalisi yang sudah terbentuk secara temporal, agaknya sulit direka-reka.

Partai lama medioker, akan berhitung kalkulatif. Karena melalui kemenangan posisi, atas calon Presiden yang didukung, meski spekulatif, jika memperoleh kemenangan akan mendekatkan pada lingkar kekuasaan termasuk berbagi jatah kuasa.

Lantas, apakah petahana akan aman dengan kondisi gamang dan ketidakpastian Parpol dan koalisi Parpol, bahkan paska Pilkada serentak 2018? Bisa jadi petahana tidak akan merasa aman, karena proses rekrutmen kader politik bisa dilakukan secara terbuka oleh Parpol secara instant.

Apa maknanya? Kegagalan fungsi kaderisasi Parpol, menjadikan Parpol kini tidak ubah layaknya talent scout yang memantau kelebihan figure publik yang populer untuk dijadikan Paslon dukungan partai dengan konsekuensi komitmen berbarter kemenangan kekuasaan. Demikian akhirnya seorang petugas partai bertugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun