Mohon tunggu...
Yudha Setya Nugraha
Yudha Setya Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Freelance Content Writer. Automotive, Movies and games Enthusiastic. Still developing, still learning. Jomblo dan bahagia. I always gave my best in every article.

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Kenny Roberts dan Kenny Roberts Jr, Satu-satunya Pasangan Bapak Anak yang Pernah Juara Dunia Motogp

21 Maret 2024   21:36 Diperbarui: 21 Maret 2024   23:55 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenny Roberts dan Kenny Roberts Jr. Sumber: Motogp.com

Kenny Roberts dan Kenny Roberts Jr, Satu-satunya Bapak Anak yang Pernah Jadi Juara Dunia Motogp.

Formula One punya tiga pasang bapak anak yang pernah menjadi juara dunia, Motogp hanya punya satu.

Kenny Roberts dan Kenny Roberts Jr adalah satu-satunya bapak dan anak yang pernah memenangkan gelar juara dunia Motogp.

Kenny Sr menang pada tahun 1978, 1979 dan 1980, sementara Kenny Jr menang pada tahun 2000.

Keduanya punya peran tersendiri bagi sejarah kejuaraan Motogp, dan merupakan dua pembalap yang disegani oleh saingan-saingan mereka pada jamannya masing-masing.

Tak ayal ini menjadi salah satu prestasi tersendiri yang sampai sekarang belum bisa disamai ataupun dilampaui oleh keluarga pembalap lainnya.

Kenny Roberts, Awal karir

Lahir dengan nama Kenneth Leroy Roberts di Modesto California, Amerika Serikat. King Kenny Sr awalnya tidak tertarik dengan dunia balap motor.

Tempat tinggalnya sewaktu kecil yang berada di daerah rural, membuatnya jatuh cinta pada olahraga berkuda.

Sewaktu berumur 12 tahun, seorang teman Roberts menantangnya untuk balapan minibike, sensasi yang dirasakan oleh Roberts sewaktu memacu minibike ini merubah hidupnya.

Roberts menjadi ketagihan dan ingin terus memacu motor balap. Sayang keadaan perekonomian keluarga Roberts waktu itu tidak memungkinkannya membeli minibike.

Halangan ini diatasi oleh Roberts dengan kreativitas. Roberts mencopot mesin pemotong rumput milik ayahnya dan dia tempelkan ke chasis sepeda yang dia punya.

Setelah berhasil merakit minibikenya sendiri ini, Roberts mulai mengikuti balapan dirt track lokal di Modesto.

Melihat bakatnya anaknya, ayah Roberts kemudian membelikannya sepeda motor bekas bermerk Tohatsu.

Meski sepeda motor itu kekurangan tenaga, namun Roberts sering mendapat posisi finish yang baik. Perlahan dia mengumpulkan uang untuk membeli motor yang lebih kompetitif.

Roberts lalu berhasil membeli motor bermerk Hodaka yang lebih punya tenaga, dengan motor itu Roberts mulai sering memenangkan balapan lokal.

Prestasinya di lintasan membuat Bud Aksland seorang pemilik dealer Suzuki lokal tertarik. Bud menawarkan Roberts kesempatan untuk membalap dengan motor Suzuki.

Bud juga menjadi sponsor pertama Roberts untuk membalap secara professional. Datangnya sponsor ini membuat Roberts memutuskan untuk berhenti sekolah dan fokus balapan.

Roberts saat berkompetisi di balapan dirt track. Sumber: Wikipedia
Roberts saat berkompetisi di balapan dirt track. Sumber: Wikipedia

Yamaha Amerika tertarik untuk mensponsori Roberts pada saat umurnya masih 19 tahun. Roberts menjadi pembalap pabrikan Yamaha termuda di lintasan dirt bike Amerika.

Partnership antara Roberts dan Yamaha ini terbukti sukses. Roberts berhasil memenangkan dua gelar AMA Grand National Championship.

Sayang pada tahun 1977, Yamaha tertinggal dan kesulitan membuat motor yang bisa menyaingi motor Harley Davidson.

Yamaha kemudian membawa Roberts ke lintasan GP500 pada 1978. Roberts yang sebenarnya lebih suka membalap di lintasan dirt track tidak punya pilihan dan ikut bersama Yamaha ke lintasan GP500.

 

GP500, Barry Shene dan Tiga Gelar

Musim 1978, Yamaha USA membawa Roberts untuk berkompetisi di lintasan GP500 dan GP 250.

Meski merupakan team yang baik, namun Yamaha USA bukanlah team pabrikan menjadikan Roberts hanya mempunyai dukungan teknis yang terbatas.

Goodyear yang dibawa sebagai pemasok ban tidak mempunyai ban kompon basah untuk Roberts, sehingga Roberts dan teamnya harus membuat sendiri alur kompon ban basahnya menggunakan silet.

Kenny Roberts di awal 70an. Sumber: Motogp.com
Kenny Roberts di awal 70an. Sumber: Motogp.com

Pada waktu itu lintasan GP500 didominasi oleh pembalap dari Italia dan Inggris raya. Barry Sheene adalah juara dunia bertahan sekaligus rival besar Kenny Roberts.

Keduanya punya karakter yang berlawanan. Barry adalah seorang extravagant dengan gaya hidup glamor khas Inggris.

Sementara Roberts pada waktu itu sudah berkeluarga dan punya gaya hidup yang sederhana. Keduanya juga mempunyai gaya balap yang sangat berbeda.

Barry punya gaya balap klasik Eropa yang mana pembalap mengandalkan pengereman lambat dan memaksimalkan lintasan lurus untuk memacu motor.

Roberts punya gaya balap yang dipengaruhi pengalamannya sebagai pembalap lintasan dirt track, mengerem lebih awal dan membuka gas di tengah tikungan. Mengakibatkan ban belakang mengalami sliding yang brutal.

Gaya balap Roberts ini terbukti ampuh untuk memacu motor GP500 yang pada waktu itu mempunyai power tinggi namun tanpa pengereman dan chasis yang mumpuni.

Karena perbedaan gaya balap dan sifat ini, Barry dan Roberts sering terlibat perdebatan dan saling menyindir di media.

Barry Sheene, saingan berat Kenny Roberts. Sumber: Gq-magazine.co.uk
Barry Sheene, saingan berat Kenny Roberts. Sumber: Gq-magazine.co.uk

Roberts dan Barry menjadi aktor utama perebutan gelar musim 1978, yang mana Roberts pada awalnya malas membalap di lintasan GP500 terpacu karena komentar Barry yang mengatakan kalau Roberts bukanlah ancaman baginya.

Roberts memenangkan empat balapan dan Barry hanya berhasil memenangkan dua. Pada akhirnya Roberts mengalahkan Barry dengan selisih 10 poin di musim 1978.

Meski begitu, Roberts mengakui bahwa dirinya menghormati apa yang Barry lakukan di lintasan.

Dirinya mungkin tidak suka gaya hidup Barry namun dia mengakui bahwa Barry adalah pembalap yang cepat, walau saat itu dirinya menggunakan gaya klasik Eropa.

Kini di masa sekarang, Roberts sering mengaku merindukan Barry yang sayangnya sudah meninggal pada tahun 2003 yang lalu.

Roberts dan Sheene. Sumber: Motogp.com
Roberts dan Sheene. Sumber: Motogp.com

Roberts kemudian memenangkan dua gelar lainnya pada 1979 dan 1980. Setelahnya Roberts memutuskan untuk pensiun di akhir musim 1985 karena komplikasi cedera.

Legacy Roberts Sr

Kenny Roberts adalah pioneer banyak hal di lintasan GP500. Gaya balapnya yang memakai ban belakang untuk membelok melahirkan tekni Rear Wheel Steering yang masih dipakai sampai sekarang.

Gaya knee down yang dia pakai melahirkan perangkat pelindung lutut dan sikut yang juga masih dipakai oleh pembalap modern.

Knee Down, di populerkan oleh Roberts Sr. Sumber: Motogp.com
Knee Down, di populerkan oleh Roberts Sr. Sumber: Motogp.com

Roberts juga mendorong FIM dan promotor untuk berlaku lebih adil dalam membagi hasil keuntungan balapan dan juga lebih memperhatikan faktor keselamatan sirkuit.

Kenny Roberts Jr, Awal Karir

Kenneth Leroy Roberts Jr lahir di Modesto California pada 1973. Dirinya masih berumur lima tahun saat Roberts sr memenangkan gelar pertamanya di GP500 pada musim 1978.

Melihat itu, junior menjadi ingin untuk mengikuti jejak ayahnya membalap motor. Sebenarnya Roberts sr tidak ingin anaknya juga menjadi pembalap motor.

Sang ayah takut anaknya terlalu dibanding-bandingkan dengan dirinya. Prestasi yang Roberts sr dapatkan tidaklah sedikit dan dia takut anaknya terbebani karena hal itu.

Namun Roberts Jr tetap ingin menjadi pembalap balap motor. Roberts sr tidak punya pilihan lain selain mengiyakan keinginan anaknya itu.

"Aku berkata padanya, kalau kau tetap melakukan itu (membalap motor) aku ingin kau tahu kalau kau tidak akan bisa menjadi sehebat aku," Aku Kenny Roberts sr saat ditanyai mengenai anaknya oleh kanal resmi Motogp. "Tapi dia tetap melakukannya (membalap motor)," Lanjut Roberts sr.

Berbeda dari sang ayah, Roberts Jr memilih untuk lebih fokus ke balapan sirkuit aspal ketimbang dirt track.

Dirinya berhasil debut secara penuh di GP250 pada musim 1994 membalap untuk team Marlboro Yamaha.

Kenny Junior, membalap di GP250. Sumber: Motogp.com
Kenny Junior, membalap di GP250. Sumber: Motogp.com

Karirnya di kelas GP250 tidak berlangsung lama dan naik ke kelas GP500 pada tahun 1996. Membalap untuk Marlboro Yamaha-Roberts dimana ayahnya menjadi manager untuk team itu.

Roberts Jr kesulitan untuk mengendalikan motor GP500 dan sering terjatuh. Hasil terbaik yang dia peroleh adalah finish di posisi empat pada GP Ceko 1996. Di akhir musim Roberts Jr duduk diperingkat 13

Kenny Junior, membalap di kelas 500. Sumber: Motogp.com
Kenny Junior, membalap di kelas 500. Sumber: Motogp.com

Yamaha kemudian gagal untuk memperpanjang kontrak Roberts jr dan dia ikut dengan ayahnya untuk membangun motor GP500 sendiri, Modenas KR500.

Sayang prestasinya bersama motor Modenas justru tambah anjlok. Pada 1997 dan 1998, Roberts Jr hanya duduk di peringkat 16 dan 13.

 Krisis Kepercayaan Diri dan Suzuki

Tak ayal hasil jelek yang terus menerus dia dapat membuat Roberts Jr mengalami krisis kepercayaan diri.

Belum lagi kritik yang dilemparkan padanya soal selalu berada di team yang ayahnya atur atau dimiliki oleh ayahnya.

Tawaran kemudian datang dari Suzuki. Suzuki yang waktu itu kehilangan pembalap andalan mereka, Darly Beattie mencoba untuk merekrut Roberts Jr.

Merasa perlu penyegaran, Roberts Jr kemudian mengiyakan tawaran itu. Bersama Suzuki RGV500, Roberts membuat kejutan dengan memenangkan balapan pertama musim 1999, mengalahkan juara bertahan Mick Doohan.

Roberts kemudian terlibat pada perbutan gelar dengan Alex Criville pada 1999. Sayang, karena kurang konsisten Roberts gagal merebut gelar pada 1999.

Kenny Junior, dengan Suzuki memperebutkan gelar 1999. Sumber: Motogp.com
Kenny Junior, dengan Suzuki memperebutkan gelar 1999. Sumber: Motogp.com

Meski begitu, penampilan baik pada 1999 membuat Roberts Jr mendapatkan kembali kepercayaan diri dan membungkam kritik yang menyebutkan kalau dirinya hanya mendompleng nama besar sang ayah.

Gelar Juara Dunia

Roberts Jr membuka musim 2000 dengan positivitas tinggi. Setelah hasil bagus di 1999, Roberts Jr tentu mengincar gelar untuk dia dapatkan.

Namun kedatangan Valentino Rossi membuat Roberts was-was, Roberts Jr mengaku bahwa tahun 2000 adalah kesempatan terbaiknya untuk merebut gelar.

"Aku tahu kalau Valentino datang dengan segudang euphoria yang ada. Aku rasa tahun 2000 adalah kesempatan terbaikku untuk merebut gelar," Ujar Roberts Jr pada 2016 yang lalu.

Kenny junior di musim 2000. Sumber: Motogp.com
Kenny junior di musim 2000. Sumber: Motogp.com

Benar adanya, Roberts Jr tampil secara konsisten di depan sepanjang tahun. Walau tidak selalu finish di podium, konsistensi finish menjadi kunci Roberts Jr merebut gelar.

Memenangkan empat balapan dan empat podium lain, Roberts Jr berhasil menjadi juara dunia dengan finish di posisi enam pada GP Brazil 2000 dua balapan sebelum musim selesai.

Kenny Junior, merayakan gelar bersama ayahnya. Sumber: motogp.com
Kenny Junior, merayakan gelar bersama ayahnya. Sumber: motogp.com

Valentino Rossi yang berhasil memenangkan dua balapan finish sebagai runner up dengan selisih 49 poin dari Roberts Jr.

Masa Sulit di Suzuki 

Sayang, setelah kesuksesan tahun 2000 Roberts Jr justru mengalami masa-masa yang sulit di Suzuki.

Musim 2001, Roberts yang berstatus juara bertahan tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya satu podium dan selesai di posisi 11 klasemen akhir.

Meski berstatus juara bertahan. Junior gagal tampil baik pada 2001. Sumber: Motogp.com
Meski berstatus juara bertahan. Junior gagal tampil baik pada 2001. Sumber: Motogp.com
Roberts Jr menjadi salah satu juara bertahan terburuk di Motogp. Dominasi Valentino Rossi dan keterbatasan Suzuki membuat Roberts kesulitan.

Pada musim 2002, Roberts memimpin pengembangan motor empat tak Suzuki, GSV-R yang bermesin V4.

Lagi-lagi hanya satu podium yang bisa Roberts raih. Periode 2003 sampai 2005 adalah periode buruk Roberts di Suzuki.

Selamat tiga tahun tersebut dirinya kesulitan mendapat hasil bagus dan sering kalah dari rekan setimnya, John Hopkins yang jauh lebih muda.

Kenny Junior di 2005. Sumber: Motogp.com
Kenny Junior di 2005. Sumber: Motogp.com

Podium terakhir Roberts bersama Suzuki diraih pada GP Inggris 2005, pada waktu itu Roberts berhasil finish di posisi dua.

Kembali ke Team Roberts dan Pensiun

Sesudah periode paceklik prestasi bersama Suzuki, Roberts Jr kembali ke team ayahnya pada 2006.

Roberts akan mengendari motor KR211V, motor besutan team Roberts yang mesinnya di supply oleh Honda.

Bersama KR211V, Roberts Jr sedikit menemukan kembali performanya yang hilang. Beberapa kali finish top lima dan meraih dua podium, Roberts Jr berhasil duduk diperingkat enam klasemen akhir, peringkat terbaiknya sejak memenangkan gelar.

Kenny junior di 2006. Sumber: Motogp.com
Kenny junior di 2006. Sumber: Motogp.com
Musim 2007 menjadi awal baru di Motogp, hal ini dikarenakan pergantian kapasitas mesin yang semula 990cc diubah menjadi 800cc.

Team Roberts mengembangkan sepeda motor baru, KR212V yang mesinnya masih di supply oleh Honda.

Namun Roberts Jr kesulitan tampil baik dengan motor itu. Sesudah balapan Catalunya, dirinya digantikan oleh Kurtis Roberts, adiknya hingga akhir musim. Baik Roberts Jr maupun team Roberts tidak kembali ikut berkompetisi pada 2008.

Legacy

Kenny Roberts Jr adalah pembalap Amerika terakhir yang berhasil meraih juara dunia pada era GP500 dua tak.

Junior juga merupakan pembalap terakhir yang berhasil meraih gelar bersama Suzuki sebelum akhirnya dipecahkan oleh Joan Mir, 20 tahun kemudian.

Podium terakhir Kenny Junior. Sumber: Motogp.com
Podium terakhir Kenny Junior. Sumber: Motogp.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun