Mohon tunggu...
Yudha Setya Nugraha
Yudha Setya Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Freelance Content Writer. Automotive, Movies and games Enthusiastic. Still developing, still learning. Jomblo dan bahagia. I always gave my best in every article.

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Saat WSBK Hampir Buat Motogp Gulung Tikar

19 November 2022   14:24 Diperbarui: 19 November 2022   14:35 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 World Superbike Championship akhirnya lahir pada tahun 1988. Pada waktu itu animo penggemar pada kejuaraan itu cukup tinggi.

Kelas Superbike tahun 1988. Sumber: mcnews.com.au
Kelas Superbike tahun 1988. Sumber: mcnews.com.au
Karena akhirnya ada kelas alternatif selain GP500 (Motogp) yang bisa ditonton dan terasa lebih dekat karena memakai motor yang diperjual belikan.

Motor-motor di WSBK juga bisa dibilang lebih futuristic daripada yang dipakai oleh GP500 pada era itu. Sebut saja Bimota YB4 yang sudah emakai sistem injeksi dan suspensi elektronik sebelum motor-motor lain bahkan motor GP500 memakai teknologi itu.

Bimota YB4 yang dikendarai oleh Davide Tardozzi 1988. Sumber: Worldsbk.com
Bimota YB4 yang dikendarai oleh Davide Tardozzi 1988. Sumber: Worldsbk.com
Karena memakai motor produksi massal, banyak juga pabrikan yang akhirnya ikut WSBK tanpa pernah mengikuti GP500 sebelumnya.

Ducati, Kawasaki dan Bimola adalah pabrikan yang khusus ikut di WSBK pada era itu. Sementara Honda dan Yamaha serta Suzuki juga ikut tertarik untuk ambil bagian pada gelaran WSBK.

Honda RC30 atau VFR750R, dibawa oleh Fred Merkel, juara dunia pertama WSBK. Sumber: Worldsbk.com
Honda RC30 atau VFR750R, dibawa oleh Fred Merkel, juara dunia pertama WSBK. Sumber: Worldsbk.com
Khusus untuk Honda, WSBK menjadi ajang balap dimana mereka bisa mengembangkan motor balap empat tak lagi sesudah NR500 gagal di GP500.

Di satu sisi biaya untuk mengikuti GP500 semakin mahal tiap tahunnya. Jika tim tidak didukung oleh pabrikan, maka besar kemungkinan tim tersebut akan gulung tikar.

Karena biaya yang semakin tinggi, tim-tim privateer bahkan sampai tidak bisa berpikir untuk mengembangkan motor mereka, karena bertahan untuk ikut kejuaraan saja sudah sulit.

Tim Privateer semakin sulit bertahan di GP500. Sumber: Motogp.com
Tim Privateer semakin sulit bertahan di GP500. Sumber: Motogp.com

WSBK menawarkan biaya kompetisi yang lebih murah dan karena memakai motor produksi massal, maka tim-tim privateer hanya tinggal memaksimalkan kinerja motor bukan mengembangkan motor dari awal,  ini membuat banyak tim tertarik untuk bergabung.

Tahun 1990, muncul wacanana untuk menyuntik mati GP500 dan posisinya digantikan oleh WSBK. Hal ini ditentang keras oleh juara dunia tiga kali, Kenny Roberts

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun