Mohon tunggu...
Yudha P Sunandar
Yudha P Sunandar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Jurnalisme dan Teknologi

Lahir, besar, dan tinggal di Bandung. Senang mendengarkan cerita dan menuliskannya. Ngeblog di yudhaps.home.blog.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Belajar Kemandirian dari Terowongan Air Desa Puncak Baru

31 Mei 2017   02:36 Diperbarui: 31 Mei 2017   09:27 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto di depan Terowongan Adi Safarwadi, Desa Puncak Baru, Cidaun, Cianjur, Jawa Barat. (Foto: Solihin N)

Trauma dengan kejadian tersebut, masyarakat akhirnya berusaha menghapus impian agar air mengalir sepanjang tahun ke Desa Puncak Baru. Namun, beberapa orang masih menyimpan harapan dan cita-cita tersebut, termasuk Mastur Wardi. Bahkan, 10 tahun setelah kejadian tersebut, dia bersama beberapa orang berusaha menggali terowongan menembus bukit di lokasi yang baru. Berbeda dengan lokasi yang lama, titik terbaru ini berupa batu yang cukup keras.

Usia Mastur Wardi kala sudah tidak lagi muda ketika harus menggali terowongan pada 2011 lalu. Meskipun demikian, Kakek kelahiran 1940-an ini masih bersemangat dan memiliki harapan tinggi agar air mampu tembus bukit. Dan benar saja, terowongan ini berhasil menembus sisi di balik bukit 130 hari kemudian. Sejak saat itu, wajah Desa Puncak Baru mulai berubah. Desa yang dulunya kesulitan air, kini masyarakatnya mulai bisa mencuci dan mandi di rumah mereka masing-masing. Sawah-sawah pun bisa ditanami dua kali dalam setahun dengan rumput yang selalu tumbuh sepanjang tahun.

Suasana di dalam terowongan Adi Safarwadi. (Foto: Solihin N)
Suasana di dalam terowongan Adi Safarwadi. (Foto: Solihin N)
Bantuan dari pemerintah dan pihak lain justru baru hadir ketika pekerjaan sudah selesai. Pemerintah merasa harus membantu ketika masyarakat sudah menawarkan solusi dan bergotong royong untuk mewujudkannya. Meskipun demikian, mereka bersyukur dengan bantuan tersebut dan menggunakannya untuk memperkuat saluran irigasi di beberapa titik yang masih rapuh.

Mastur, tokoh masyarakat Puncak Baru, mengakui bahwa pihaknya enggan meminta bantuan pemerintah untuk mengatasi permasalahan warga. Terlebih lagi, pada era orde sebelumnya, pemerintah hanya sibuk sendiri dan memprioritaskan wilayah-wilayah yang lebih dekat dengan pusat pemerintahan. "Kalau mau nunggu pemerintah, kapan selesainya," ungkapnya, ketika bercerita kepada saya.

Solihin Nurodin, penggiat masyarakat di Desa Puncak Baru mengamini ujaran Mastur, ayahnya. Bahkan, menurut mantan penggiat PNPM ini, bantuan pemerintah seringkali menimbulkan konflik di masyarakat. Hal ini terjadi ketika bantuan pemerintah untuk memperkuat irigasi masuk ke Puncak Baru. Alih-alih memperkuat solusi yang telah ada, bantuan tersebut justru membuat masyarakat saling curiga, dan berakhir pada berkonfliknya masyarakat, bahkan hingga saat ini.

Kini, Solihin berusaha untuk meneruskan cita-cita ayahnya untuk membangun Desa Puncak Baru. Langkah pertamanya adalah menyatukan kembali warga yang tercerai-berai. Selain itu, bapak dua puteri ini juga berupaya membangun mental masyarakat untuk mencari dan membangun solusi. Karena, dia percaya, mental ini justru membantu untuk membangun kemandirian masyarakat. "Bukan modal atau pun uang," tandasnya.

Saat ini, terowongan Adi Safarwadi masih bisa saya nikmati ketika berkunjung ke Desa Puncak Baru beberapa waktu lalu. Tidak hanya menikmati suasana yang gelap dan menantang ketika berjalan menembus terowongan air. Namun juga menikmati pelajaran kemandirian dan perjuangan masyarakat Desa Puncak Baru untuk mewujudkan solusi atas permasalahan-permasalahan di desanya.***


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun