Mohon tunggu...
Yudha Adyaksa
Yudha Adyaksa Mohon Tunggu... Digital

Hi... Perkenalkan saya Yudha Adyaksa. Antusias banget dengan Digital, Isu kepemimpinan dan Komunitas. Di beberapa media sosial saya menggunakan nama @yudhady28. Salam kenal semua -v-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

HERO atau MINION : Membongkar Analogi Realita dalam Dunia Game

9 April 2025   05:28 Diperbarui: 9 April 2025   05:28 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mobile legends bang bang

Yudha Adyaksa -- Dalam dunia yang semakin kompetitif ini, banyak orang mulai menyadari bahwa kehidupan nyata dapat dianalogikan dengan suasana yang sering kita temui dalam permainan video. Konsep "HERO ATAU MINION?" menggarisbawahi siapa kita di dalam lingkaran sosial dan profesional. Di dalam game, jika kita mengalami kekalahan, kita memiliki kesempatan untuk "remake," namun dalam kehidupan nyata, beban yang kita bawa kadang sulit untuk di-reset. Tindakan lebih berharga daripada ketidakpastian.

Dalam konteks kapitalisme modern, "skill" berfungsi sebagai mata uang terkuat. Setiap kemampuan yang kita asah dan tingkatkan memainkan peran krusial dalam mencapai kesuksesan. Komposisi tim yang ideal dalam kehidupan sama pentingnya seperti dalam permainan, di mana kita membutuhkan "tank" (pemimpin), "carry" (eksekutor), dan "support" (strategis) untuk meraih tujuan yang lebih besar.

Konsep yang diangkat dalam bidang gaming memberikan pelajaran berharga: satu hero skill dapat lebih berharga dibandingkan seratus minion. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk "farm XP" setiap hari, meningkatkan keterampilan, dan meraih pencapaian baru. Dalam proses ini, skill ibarat item legendary -- sesuatu yang sangat diidamkan dan meningkatkan nilai kita di pasar kerja. Begitu pula, MMR kita diibaratkan sebagai "network value", yang menunjukkan seberapa berharga diri kita dalam jejaring yang ada di sekitar.

Strategi untuk mencapai puncak performa pun perlu direncanakan dan dijalani dengan serius. "Stream skill" dengan proses upgrade yang berkelanjutan adalah kunci untuk terus bersaing. Di sisi lain, terkadang kita terjebak dalam mentalitas negatif, seperti "mental creeps," yang membuat kita enggan untuk meningkatkan diri. Menemukan mentor profesional dapat menjadi langkah strategis yang berharga untuk mendorong diri ke tahap berikutnya, sementara kita sebaiknya menghentikan menyalahkan "meta" yang ada.

Kondisi dalam permainan seperti "ELO hell" menggambarkan situasi di mana kita terjebak karena keinginan untuk meningkatkan, tetapi dalam kehidupan, jalan keluarnya sangat bergantung pada upaya untuk melakukan self-improvement. Lingkungan negatif bagaikan toxic teammate, menyediakan hambatan yang memperlambat kemajuan.

Dengan merenungkan masalah-masalah ini, kita dapat menggali lebih dalam, melatih diri untuk selalu siap menghadapi setiap perubahan dalam industri atau kehidupan sehari-hari. Produsen industri sedang mendorong kita untuk terus berubah, sejalan dengan pengaruh patch update dalam dunia permainan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun