Sungguh indah pemandangan yang terlihat disini, ciptaan tuhan memang tidak ada duanya, walaupun air sedang pasang dan yang terinjak hanyalah bebatuan yang banyak, tetaplah sebuah pemandangan yang tidak bisa diciptakan oleh manusia manapun.
Perjalanan menempuh waktu yang sedikit lama karena melintas keluar kota. Tiba disana dengan tubuh bugar, pemandangan yang dilihat sedikit mistik tetapi bernilai sejarah tinggi, yaitu Situs Purbakala Cipari di Kabupaten Kuningan. Situs ini tidaklah besar dan luas, hanya saja banyak objek foto yang bisa didapatkan, seperti contohnya Batu Temu Gelang.
Situs ini merupakan situs megalitikum yang ditemukan oleh Bapak Wijaya pada tahun 1971, awalnya hanya berupa tanah biasa milik beliau berserta beberapa penduduk lainnya. Tetapi beliau menemukan jenis bebatuan yang mirip dengan yang pernah dipamerkan di Gedung Pasebean Tri Panca Tunggal Cigugur.
Informasi tersebut kemudian diteliti oleh Bapak P.Djatikusuma dengan diadakan penggalian percobaan dan menemukan sebuah peti kubur batu, gelang batu, dan gerabah. Hal tersebut lalu dilaporkan ke Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional di Jakarta. Lalu pada tahun 1972 dilakukan penggalian untuk menyelamatkan benda-benda tersebut.
Pada tahun 1975 dilakukan penilitian dibawah pimpinan Teguh Asmar dan menghasilkan temuan-temuan seperti perunggu, perkakas dapur serta bekas-bekas pondasi bangunan rumah. Tahun 1976, Site Museum Taman Purbakala Cipari dibangun dan pada tanggal 23 Februari 1978, Site Museum ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Syarif Thayeb.
Beranjak dari tempat itu, bis menuju ke tempat selanjutnya yang tidak jauh juga dari kaki gunung Ciremai, yaitu Gedung Perundingan Linggarjati. Gedung ini dulunya dipakai sebagai tempat perundingan antara Republik Indonesia dengan pemerintah Belanda setelah kemerdekaan Indonesia. Ditempat ini banyak terdapat objek yang bisa diabadikan terutama di dalam gedungnya. Terasa sangat sejuk sekaligus panas cuaca di Linggarjati.
Setelah terasa lama disana, langkah kaki membawa kami kembali menuju bis untuk segera melanjutkan perjalanan ke pusat kota Cirebon. Perjalanan sampai di tujuan yaitu Keraton Kanoman untuk menyaksikan pertunjukkan Tari Topeng. Tari Topeng sendiri adalah salah satu tarian di wilayah Kesultanan Cirebon. Topeng yang dipakai di dalam tarian bermacam-macam, seperti Topeng Panji, Topeng Samba, Topeng Temenggung, Topeng Jinggananom, Topeng Klana, dan Topeng Rumyang.
Selesailah sudah petualangan untuk hari ini, bis membawa pulang tubuh-tubuh ini yang sudah letih dan lengket ke hotel untuk beristirahat. Jalanan terasa ramai dengan pasangan muda-mudi serta keluarga yang sedang berjalan-jalan malam sekedar menikmati malam minggu.
Terdengar ramai jalan didepan hotel, bukan karena suara motor atau mobil yang berlalu lalang, tetapi suara orang-orang yang sedang berolahraga sambil menikmati udara pagi di car free day yang selalu diadakan Pemerintah Kota Cirebon setiap minggu pagi.
Ada yang berolahraga dengan senam, ada yang berolahraga dengan jalan santai dan tidak sedikit pasangan muda-mudi yang sekedar mencari keringat bersama. Banyak juga dari masyarakat yang memanfaatkan momen seminggu sekali ini dengan berdagang.
Setelah car free day selesai, bis sudah menunggu kami untuk segera berpetualang kembali di Kota Cirebon. Bis membawa kami ke Goa Sunyaragi, tempat yang penuh dengan sejarah dan juga mitos. Kompleks goa ini merupakan peninggalan dari masa Kesultanan Cirebon dan termasuk salah satu bagian dari Keraton Pakungwati.