Di pagi hari yang mendung, tepatnya Jumat, 17 Januari 2025, pukul 08.05 WIB, saya akhirnya tiba di kantor setelah menempuh perjalanan panjang di tengah kemacetan pagi yang khas di ibu kota. Udara pagi yang dingin dan langit yang berwarna kelabu tampak selaras dengan suasana hati saya yang sedang ingin bekerja dengan tenang. Rasanya, cuaca mendung ini menciptakan atmosfer yang damai, meskipun jalanan tadi penuh dengan hiruk-pikuk kendaraan.
Saya berjalan memasuki gedung kantor yang megah, menyapa satpam dengan senyuman ringan sambil menganggukkan kepala sebagai tanda hormat. Langkah kaki saya sedikit melambat ketika melewati pintu kaca besar yang mengkilap, memberikan refleksi penampilan saya yang tampak rapi dalam balutan pakaian kerja. Dengan penuh kesadaran, saya mengeluarkan kartu akses dari saku celana, lalu mengetapnya pada alat pemindai di pintu akses utama. Suara "bip" singkat yang terdengar saat pintu terbuka seolah menjadi pembuka resmi hari kerja saya.
Setelah melewati gate akses, saya langsung menuju ke lift. Suasana di dalam gedung terasa hidup dengan para karyawan yang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Beberapa dari mereka tampak bergegas, membawa dokumen di tangan, sementara yang lain terlihat sedang berbincang santai di dekat vending machine. Sesampainya di depan lift, saya menekan tombol "naik" dan menunggu dengan sabar. Tak lama, suara mekanis yang halus terdengar, diikuti dengan terbukanya pintu lift. Saya melangkah masuk bersama beberapa rekan kerja yang baru datang.
Di dalam lift, saya menekan tombol lantai 35 sambil mengangguk kepada beberapa rekan yang menyapa saya lebih dulu. Perjalanan di dalam lift terasa cepat, meskipun lift sempat berhenti di beberapa lantai untuk menaikkan dan menurunkan penumpang lain. Saat lift bergerak, saya memanfaatkan momen tersebut untuk menenangkan pikiran, mengumpulkan energi positif sebelum menghadapi berbagai tugas yang menanti.
Ketika pintu lift terbuka di lantai 35, saya keluar dengan langkah yang mantap, mengarahkan pandangan lurus ke depan menuju ruangan kerja saya. Di sepanjang perjalanan menuju meja kerja, saya menyapa beberapa kolega yang sudah tiba lebih dulu. Ada yang sedang menyeruput kopi hangat sambil bercengkerama, ada pula yang sibuk mengetik di laptop dengan raut wajah serius. Saya sempat berhenti sejenak untuk bersenda gurau ringan dengan beberapa teman di divisi sebelah. Canda tawa kami memberikan sedikit warna di pagi yang mendung ini.
Setibanya di meja kerja, saya melepaskan jaket yang saya kenakan dan menggantungnya dengan rapi pada hanger di sudut ruangan. Saya kemudian merapikan pakaian kerja saya, memastikan penampilan tetap rapi dan profesional. Setelah itu, saya duduk di kursi ergonomis favorit saya, melonggarkan sedikit tubuh yang terasa lelah setelah perjalanan panjang. Saya menarik napas dalam-dalam dan memutuskan untuk menikmati momen hening sejenak sebelum memulai pekerjaan.
Saya mengeluarkan gadget pribadi dari saku celana sebelah kanan dan mulai membuka aplikasi pesan WhatsApp. Ada beberapa pesan yang belum sempat saya balas, baik dari grup kerja maupun pesan pribadi dari keluarga dan teman. Saya meluangkan waktu beberapa menit untuk merespons semua pesan tersebut, mencoba menjaga komunikasi yang baik dengan orang-orang terdekat.
Setelah selesai, saya membuka portal berita untuk membaca informasi terbaru. Kebiasaan ini selalu saya lakukan setiap pagi, sebagai cara untuk memperbarui pengetahuan dan mengikuti perkembangan terkini. Sambil menggulir layar ponsel, pandangan saya tertuju pada sebuah artikel dengan judul yang mencuri perhatian: "Legislator Gerindra Bahtra Banong dan Pj. Bupati Kolaka Utara Bagikan Seragam Sekolah Gratis."
Penasaran, saya segera membuka artikel tersebut. Berita itu menjelaskan tentang langkah inspiratif yang dilakukan Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bahtra Banong, bersama Penjabat Bupati Kolaka Utara. Mereka berkolaborasi untuk memberikan seragam sekolah gratis kepada anak-anak di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA, di wilayah Kolaka Utara. Program ini dirancang untuk meringankan beban ekonomi keluarga sekaligus mendorong semangat belajar para siswa.
Bahtra Banong, dalam keterangannya, mengungkapkan bahwa inisiatif ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut. Ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda. Dengan memberikan seragam sekolah gratis, keluarga siswa dapat lebih fokus pada kebutuhan lain yang juga penting.
