Mohon tunggu...
Yudaningsih
Yudaningsih Mohon Tunggu... Pemerhati Bidang Sosial Budaya, Pendidikan, Politik dan Keterbukaan Informasi Publik

Akademisi dan aktivis keterbukaan informasi publik. Tenaga Ahli Komisi Informasi (KI) Prov Jabar, mantan Komisioner KPU Kab Bandung dan KI Prov Jabar. Alumni IAIN Bandung dan S2 IKom Unpad ini juga seorang mediator bersertifikat, legal drafter dan penulis di media lokal dan nasional. Aktif di ICMI, Muhammadiyah, dan 'Aisyiyah Jabar. Aktifis Persma "Suaka" 1993-1999. Kini sedang menempuh S3 SAA Prodi Media dan Agama di UIN SGD Bandung. Menulis sebagai bentuk advokasi literasi kritis terhadap amnesia sosial, kontrol publik, dan komitmen terhadap transparansi, partisipasi publik, dan demokrasi yang substantif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Trilogi Kehidupan Aqua Dwipayana: Komunikasi,Motivasi dan Silaturahim

30 September 2025   08:30 Diperbarui: 30 September 2025   09:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aqua Dwipayana dan Nurcholis MA Basyari  beserta istri masing-masing (Sumber: https://edukasiindonesia.id/)


Di era digital, hubungan sosial sering kali terjebak pada paradoks: teknologi mendekatkan yang jauh, tetapi menjauhkan yang dekat. Aqua membalik logika itu. Dengan totalitas dan keikhlasan, ia menunjukkan bahwa silaturahim bukan hanya ritual, melainkan strategi peradaban.

Pulang Basamo yang ia gagas membuktikan bahwa silaturahim adalah modal sosial yang luar biasa. Dukungan hadir dari berbagai kalangan: polisi, pengusaha, birokrat, akademisi. Semuanya cair dalam suasana kekeluargaan. Tanpa protokol, tanpa sekat, tanpa kepentingan transaksional. Yang tersisa hanyalah jejaring yang saling menguatkan.

Kisah Aqua adalah cermin. Betapa sering kita sibuk mengejar target, lupa menyapa kerabat, apalagi menyambung silaturahim. Padahal, dalam Islam jelas disebutkan: silaturahim memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Lebih dari itu, ia memperpanjang ingatan kolektif keluarga, melapangkan jalan generasi untuk mengenal akar sejarahnya.

Apakah kita sudah merawat silaturahim dengan sungguh-sungguh? Ataukah kita hanya menundanya sampai Lebaran? Pertanyaan ini mestinya menggugah, sebab dalam era yang serba cepat, kehilangan hubungan berarti kehilangan pijakan identitas.

Di tengah gemerlap dunia modern, Aqua Dwipayana mengajarkan bahwa silaturahim adalah jalan pulang yang sesungguhnya. Pulang ke akar, pulang ke keluarga, pulang ke jati diri. Dari situlah lahir kekuatan moral yang mampu mengikat bangsa ini.

Silaturahim bukan milik Aqua seorang. Ia adalah warisan kultural, sekaligus mandat spiritual. Yang membedakan hanyalah apakah kita siap menjadikannya sekadar hobi, atau menjadikannya jalan hidup.

Seperti Pulang Basamo yang menghidupkan kampung halaman, mari kita pulang pada makna terdalam silaturahim: menyulam peradaban yang penuh kasih, persaudaraan, dan keberkahan.

Peserta basamo berpose bersama di puncak lawang (Sumber:https://edukasiindonesia.id/)
Peserta basamo berpose bersama di puncak lawang (Sumber:https://edukasiindonesia.id/)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun