Singkat tapi menyentuh. Tidak hanya menjawab, tapi disampaikan dengan penuh penghormatan, seolah saya bukan sekadar penanya, tapi tamu yang layak dihargai.
Saya memahami dan tidak berharap lebih. Tapi ternyata, dari percakapan kecil itu, benih silaturahim yang tulus mulai tumbuh. Gurunda mungkin tak bisa membuka rumahnya, namun beliau membuka hatinya—dan kelak, membuka jalan lain yang jauh lebih besar dan membahagiakan bagi kami semua.
Hari itu, kaki-kaki kami lelah tapi hati kami lapang. Usai mengikuti rangkaian kegiatan ‘Aisyiyah Cadre Camp (ACC) Nasional di bumi perkemahan Jaka Garong Jl. Dusun Garongan, Kembang, Wono Kerto, Kec. Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, para ibu dari Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Jawa Barat menyusun ransel dan koper dengan senyum haru. Kami tidak sekadar pulang membawa catatan materi dan kenangan perjalanan, tapi pulang dengan pengalaman spiritual yang akan terus menggema: dahsyatnya silaturahim dari hati ke hati, yang kami saksikan dan rasakan langsung dari seorang tokoh—Gurunda kami, Dr Aqua Dwipayana.
Saya, mewakili rombongan, sebenarnya hanya menyampaikan unek-unek kecil: “Gurunda, kami butuh tempat rehat sejenak setelah camp, sebelum lanjut perjalanan pulang naik KA Mutiara Selatan dan KA Turangga.” Tidak ada ekspektasi muluk. Namun siapa sangka, dalam hitungan jam, kabar gembira itu datang.
Lima kamar nyaman di Hotel The Rich Yogyakarta, dipesankan langsung oleh Gurunda. Bukan hanya diberi tempat singgah, tapi juga dilayani dengan sepenuh hati. Saat sebagian dari kami masih mencari tempat untuk sekadar meletakkan ransel, beliau sudah menyiapkan semuanya dari jauh. Tak henti kami ucapkan: Subhanallah, Ya Allah... Engkau kirimkan penolong lewat tangan hamba-Mu yang tulus berbagi. Ibu-Ibu Aisyiyah Jabar yang berjumlah 30 orang atas ijinNya berkesempatan singgah di Hotel The Rich. Dua puluh orang singgah sekitar 7 jam, 10 orang lainnya dari Bogor dan Depok berkesempatan singgah hingga bermalam di hotel tersebut hingga besok hari.
Inilah the power of silaturahim yang hidup dalam laku dan tidak berhenti di lisan.
Dalam setiap percakapan saya dengan Gurunda Dr Aqua, baik lewat tulisan maupun pesan WhatsApp, saya selalu belajar hal baru. Tentang keikhlasan, tentang memberi sebelum diminta, dan tentang menebar manfaat sekecil apa pun bentuknya. Bahkan ketika beliau sedang transit antara satu kota ke kota lain, di tengah jadwal padat sebagai motivator nasional dan pakar komunikasi, masih sempat bertanya, “Bu Yuda, ibu-ibu 'Aisyiyah Jabar sudah dapat tempat istirahat belum?”
Bagi saya dan rombongan, ini bukan sekadar keramahan. Ini adalah pelajaran hidup. Betapa ketika niat tulus dan silaturahim dijalani dengan cinta, maka kebaikan itu akan selalu menemukan jalannya. Mungkin, inilah yang membuat Gurunda Dr Aqua Dwipayana selalu dikelilingi oleh orang-orang baik dan momentum luar biasa.
Siapa sangka, motivasi yang mengubah hati tak melulu harus dalam forum resmi. Bagi kami, bantuan spontan nan tulus dari Dr Aqua justru menjadi sesi motivasi terbaik selama ACC berlangsung. Ia tidak berorasi, tidak menyampaikan materi di podium. Tapi ia memberi teladan yang justru lebih membekas di hati para ibu.
Kami belajar: menjadi inspirasi tidak butuh panggung. Tapi butuh nurani, empati, dan aksi nyata. The Power of Silaturahim tidak butuh desain acara, cukup ketulusan dan kerendahan hati.
Sepanjang perjalanan pulang, para ibu dari 'Aisyiyah Jabar bergantian menyampaikan ucapan terima kasih. Bahkan sebagian sampai menangis haru, bukan karena capek, tapi karena terkesan dengan kebaikan yang tak terduga dari sosok yang sebelumnya hanya kami kenal lewat buku, media, atau tayangan YouTube.