Mohon tunggu...
Yuda AriSetiawan
Yuda AriSetiawan Mohon Tunggu... Freelancer desainer grafis

saya merupakan seorang Freelancer yang memiliki pekerjaan sebai desainer grafis dan memiliki hobi menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Politik

Operasi Militer "Rising Lion" Vs "True Promise" : Mengkaji Operasi Militer Israel Vs Iran Dan Menganalisa Dampaknya Di Timur Tengah

15 Juni 2025   13:47 Diperbarui: 15 Juni 2025   14:49 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Operasi Militer Iran dan Israel Sumber : Proses Edit Pribadi)

    Pada hari Jumat, 13 Juni 2025 Israel meluncurkan operasi militer ke Iran dengan kode operasi "Rising Lion". Apa yang dilakukan oleh Israel sebenarnya bukan merupakan hal yang baru mengingat ketegangan antara kedua negara di Timur Tengah itu semakin meningkat pasca operasi Taufan Al Aqsa di Palestina tahun 2023 lalu. Operasi tersebut diklaim oleh Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu sebagai operasi militer untuk menghancurkan instalasi nuklir Iran serta akan terus berlanjut. Dalam operasi militer itu Israel  berhasil merusak fasilitas nuklir Natanz, menewaskan pejabat militer dan ilmuwan nuklir Iran, serta menghancurkan sistem peluncuran rudal dan  sistem pertahanan udara Iran. Namun, tidak berselang lama Iran membalas serangan Israel. Operasi militer Iran ke Israel diberi nama operasi "True Promise". Ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas dari kedua operasi militer tersebut yaitu :

1.   Tertatanya Sistem Komando, Pengorganisasian dan Komunikasi Militer Israel.

      Dalam operasi Rising Lion militer Israel menyerang Iran dari darat dan udara. Dalam serangan udara, Israel menggunakan rudal dan pesawat tempur untuk menyerang Iran. Sementara untuk serangan darat, Israel menugaskan personel Mossad untuk mengeliminasi pertahanan udara serta peluncur rudal Iran. Menariknya dalam operasi serangan darat tersebut personel Mossad menggunakan drone yang dirakit di dalam wilayah negara Iran. Cara tersebut dinilai tepat karena mengurangi kecurigaan dari aparat keamanan Iran jika drone tersebut didatangkan secara utuh ke dalam Iran.

      Dengan dihancurkannya sistem pertahanan udara dan peluncur rudal milik Iran, Israel dapat memaksimalkan serangan udara dengan menggunakan rudal dan pesawat tempur tanpa perlu khawatir dicegat oleh sistem pertahanan udara milik Iran. Dari sini kita dapat menyimpulkan sistem komando dan koordinasi Israel berjalan dengan sangat baik sehingga serangan ke Iran dapat berlangsung dengan tepat waktu serta memberikan hasil yang maksimal.

2.   Kehebatan Badan Intelijen Israel.

       Dalam operasi militer Rising Lion kehebatan badan intelijen Israel terutama Mossad tidak perlu diragukan lagi. Hal tersebut dikarenakan personel intelijen Israel berhasil melakukan tugasnya dengan baik terutama dalam proses perencanaan dan persiapan serangan ke wilayah Iran. Sehingga dalam serangan Israel ke Iran saat ini, Israel dapat menghancurkan sasaran bernilai strategis tinggi diantaranya adalah reaktor nuklir Natanz, sistem pertahanan udara, serta menewaskan para tokoh pejabat tinggi militer serta ilmuwan nuklir Iran. Tanpa adanya informasi yang akurat dari badan intelijen Israel, mustahil Israel dapat menghancurkan sasaran yang ada di Iran dengan tepat.

3.   Keambiguan Politik Negara-Negara di Timur Tengah.

     Keambiguan politik luar negeri negara-negara di kawasan Timur Tengah sangat tampak jelas dalam operasi militer kali ini. Hal itu ditunjukkan oleh Yordania dimana negara itu menembak beberapa rudal dan drone milik Iran ketika melintas di atas langit Yordania. Hal itu menjadikan serangan balasan Iran ke Israel tidak memberikan hasil yang maksimal. Keambiguan ini menarik untuk dibahas karena menjadi bukti bahwa dalam konflik di Timur Tengah selain didasarkan pada faktor perbedaan ideologi juga diwarnai oleh banyak kepentingan politik para penguasa negara-negara di Timur Tengah. Apa yang dilakukan oleh Yordania menjadi hal yang sangat berbahaya karena bukan tidak mungkin Iran akan menyerang Yordania dengan alasan membantu Israel.

4.   Kehebatan Iran Dalam Menggelar Operasi Balasan Ke Israel.

   Kehebatan Iran dalam membalas serangan Israel memang patut diapresiasi. Hal itu dikarenakan dalam kondisi mengalami kerugian besar akibat serangan Israel, Iran masih bisa memberi serangan balas yang signifikan ke wilayah Israel. Kemampuan Iran untuk membalas serangan Israel tentu didukung dengan kemampuan Iran memproduksi dan menyimpan serta mengamankan senjata sehingga dapat digunakan untuk melancarkan serangan balasan. Bahkan menanggapi serangan balasan Iran ke Israel, pemerintah baru Suriah harus mengerahkan personel keamanan ke perbatasan Irak karena takut adanya gelombang mobilisasi besar-besaran milisi Syiah ke wilayah Israel.

     Operasi militer Rising Lion dan True Promise yang dilancarkan oleh Israel dan Iran akan mengakibatkan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Dari kedua operasi militer tersebut, ada beberapa analisa atau kemungkinan yang akan terjadi yaitu :

1.    Meningkatnya Ekskalasi Ketegangan di Timur Tengah.

       Pada Hari Jumat, 13 Juni 2025 Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu memberi pernyataan bahwa operasi Rising Lion yang digelar oleh Israel hanyalah permulaan dan menghimbau warga Israel untuk melakukan persiapan salah satunya menyimpan stok persediaan. Pernyataan itu tentu menjadi isyarat bahwa ekskalasi perang akan meningkat dan dapat berlangsung lama di Timur Tengah karena Iran tidak akan tinggal diam mengingat serangan yang dilancarkan oleh Israel ke wilayahnya berhasil mengenai reaktor nuklir Natanz dan menewaskan beberapa jenderal serta ilmuwan Iran. Hal itu dapat dibuktikan dimana setelah serangan Israel ke Iran, militer Iran langsung melancarkan serangan ke Israel. Serangan balasan Iran ke wilayah Israel diberi nama operasi militer "True Promise III". Serangan Iran ke Israel mendapat dukungan yang luas terutama dari masyarakat di Irak, Lebanon dan Yaman.

2.    Meningkatnya Dukungan Kepada Iran Di Timur Tengah. 

      Operasi militer yang dilakukan oleh Israel telah membuat Iran gusar dan melancarkan serangan balasan. Iran segera menembakkan rudal serta drone kamikaze ke wilayah Israel terutama Tel Aviv dengan tujuan membalas serangan Israel ke wilayah Iran.Alih-alih melemahkan pengaruh Iran di Timur Tengah, serangan Israel justru bisa menguatkan dukungan masyarakat Timur Tengah kepada Iran mengingat saat ini Israel dianggap melakukan genosida di wilayah Gaza. Serangan Israel bisa dianggap "membangunkan sarang lebah" karena Iran merupakan salah satu negara berpengaruh kuat di Timur Tengah sehingga Iran memiliki beberapa negara dan organisasi proxy Iran di Timur Tengah akan memberikan dukungan kepada Iran. Contoh dari negara dan organisasi proxy yang mendukung Iran  diantaranya adalah milisi Hizbullah di Lebanon, milisi di Irak serta Houthi yang memegang kendali pemerintahan di Yaman.

     Keterlibatan agen dan negara proxy Iran di Timur Tengah akan membuat Israel serta AS yang memiliki kepentingan di Timur Tengah semakin kerepotan. Hal yang harus diwaspadai oleh AS dan Israel adalah meningkatnya ketegangan di wilayah Laut Mediterania serta Laut Merah. Hal itu disebabkan adanya serangan yang dilancarkan oleh Hizbullah ke wilayah Israel maupun serangan yang dilancarkan oleh Houthi di Teluk Aden sehingga akan mengganggu jalur perdagangan minyak dunia. Dengan adanya konflik tersebut sudah dipastikan konflik di Timur Tengah terutama antara Israel dan Iran akan berlangsung lama dan sulit untuk mereda kecuali jika ada campur tangan yang kuat dari negara sekutu masing-masing seperti Rusia selaku sekutu Iran dan AS selaku sekutu Israel.

3.   Kecilnya Kemungkinan Penggunaan Senjata Nuklir oleh Israel.

      Dalam konflik kali ini, salah satu yang dikhawatirkan adalah penggunaan senjata nuklir oleh Israel dalam konflik dengan Iran. Seperti kita ketahui bersama, Israel saat ini memiliki 90 hulu ledak nuklir. Akan tetapi kecil kemungkinan Israel akan menggunakan senjata nuklir miliknya dalam konflik saat ini. Hal itu dikarenakan penggunaan senjata nuklir akan mengakibatkan sanksi internasional terhadap Israel. Selain itu penggunaan senjata nuklir oleh Israel akan sangat berdampak di kawasan Timur Tengah diantaranya semakin meningkatnya perlombaan senjata maupun keterlibatan negara lain di Timur Tengah sehingga hal tersebut akan merugikan Israel dan AS.

4.   Timbulnya Efek Domino Terutama Terhadap Perdagangan Minyak Dan Ancaman Ekstrimisme Dunia. 

    Jika Israel dan Iran dibiarkan saling serang, maka bisa dipastikan akan menimbulkan efek domino terutama terhadap perdagangan minyak dunia. Hal itu dapat dipastikan karena dengan timbulnya konflik antara Israel dan Iran maka akan mengganggu produksi serta distribusi minyak dunia. Salah satunya adalah distribusi minyak yang melewati Teluk Aden. Hingga saat ini Teluk Aden masih memanas karena banyak kapal yang diserang oleh Houthi Yaman. Dengan terganggunya distribusi serta produksi minyak dunia maka akan mengganggu perekonomian dunia secara menyeluruh. Hal itu dapat menyebabkan timbulnya krisis global. Selain berefek kepada perekonomian, konflik Israel-Iran akan menimbulkan ancaman terorisme dan ekstrimisme. Contohnya kebangkitan milisi Syiah di negara-negara Timur Tengah dengan dalih mendukung Iran melawan Israel.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun