Mohon tunggu...
Ruang BacaKomunitas
Ruang BacaKomunitas Mohon Tunggu... Editor - Pegiat Literasi

Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Yayasan untuk Menguatkan Gerakan

28 April 2019   06:28 Diperbarui: 2 Mei 2019   15:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti telah mendorong tumbuh kembangnya kegiatan literasi. 

Regulasi ini antara lain yang menjadi cikal-bakal lahirnya Gerakan Literasi Nasional (GLN) dalam beragam ranahnya, baik di sekolah melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Keluarga (GLK), dan Gerakan Literasi Masyarakat (GLM). Momentum positif ini banyak disambut para pegiat literasi dari berbagai ranah di berbagai penjuru tanah air, termasuk kami di RBK.

Sejak didirikan 4 April 2016 lalu, RBK sudah mengadakan puluhan kegiatan. Selain kegiatan rutin pelayanan peminjaman buku, RBK juga secara reguler mengadakan Diskusi Komunitas (Disko) bagi para pelajar sekitar dan kegiatan-kegiatan diskusi tematik lainnya. 

Di luar kegiatan utama itu, RBK juga sering mendapat kunjungan pustaka dari Perpustakaan Sekolah, jejaring pegiat literasi maupun kunjungan pustaka lainnya, seperti dari Ikatan Keluarga Alumni Universitas Padajaran (IKA-UNPAD), Tim Robotik Bandung, Tim WJLRC Provinsi, Pegiat Jabaraca, beberapa Tim KKN UIN-Bandung, serta pegiat literasi lainnya dari Kota Banjar maupun dari luar kota untuk saling berbagi pengalaman dan berjejaring. 

Dengan semakin banyak berjejaring, RBK semakin banyak dikenal tidak hanya di Kota Banjar sehingga kami juga cukup sering mendapat donasi, terutama sumbangan buku dari sejumlah pihak. Hingga akhir Desember 2018 sudah lebih dari 30 pihak (orang dan lembaga) yang memberikan donasi buku ke RBK.

Para donatur buku itu, antara lain: Alex Sahabuddin (Intan Pariwara), Irfan Fauzi (Lurah Banjar), Yunike Puspita (KPU Kota Banjar), Lala Banuwardi (Depok), Anita Mutiara (Bogor), Rohani (Komisioner KPU Kota Banjar), H. Jeje Wiradinata (Bupati Pangandaran), Ikatan Keluarga Alumni-Universitas Padjajaran (IKA-UNPAD), H. Yayat Supriyatna (Yayasan Al-Maa'uun, Banjar), Anissa Putri Aulia (Siswi SMP Negeri 3 Banjar), Dessy Supriantiny (Mahasiswi ISBI Bandung), Ata Nashwan Pratama (SD Islam Az-Zahrawi), Ahmad Sobana (Kepala SMAN 1 Banjar), IRE Yogyakarta, Ivan Mahendrawanto (Guru SMA Negeri 3 Banjar), Lephen Purwanto (Dosen Institut Seni Indonesia/ISI, Yogyakarta), Hikmat Budiman (Yayasan Interseksi, Jakarta), Alfi Mauluddin (Netjes, Banjar), Sari W. Wiharso (Klinik Pratama), Nina Tursina (Klinik Bersalin Bunda), Faisal Amiruddin (Harian Kabar Priangan), Putri Sri Jayanti (SMAN 3 Banjar), Saeful Hadi (Kepala Perpustakaan SMAN 2 Banjar), Pusat Edukasi Anti-Korupsi (KPK-RI), Pipih Nurhadi (Jakarta), Toko Buku Lumpurmas, Ahmad Bahar (Solusi Press, Depok), Komunitas Jabaraca, FTBM Jawa Barat, Donasi Buku Kemendikbud, dan Asep Mulyana (Fisipol UGM, Yogyakarta).

Dalam perjalanan berikutnya, kegiatan literasi yang dilakukan RBK tidak hanya di internal komunitas saja, tapi telah merambah ke sekolah-sekolah dan komunitas lainnya seperti kampus dan pesantren terutama melalui kegiatan "Safari Literasi". Diskusi dan agenda-agenda tematik seperti Hari Pendidikan Nasional, Hari Buku Nasional, Hari Aksara, Hari Kemerdekaan, Hari Sumpah Pemuda, Bulan Suci Ramadhan, Hari Santri Nasional, Hari Pahlawan, Hari Paramuka, dan momen penting lainnya selalu dimanfaatkan untuk berkegiatan, namun tetap dikaitkan dengan tema literasi. 

Bahkan ketika terjadi banjir bandang di Garut, komunitas pembaca di RBK tidak ketinggalan untuk turut menyampaikan kepedulian dengan mengumpulkan uang dan barang, termasuk dan terutama buku tulis dan buku pelajaran untuk disumbangkan langsung ke beberapa lokasi bencana di Garut.

Karena kiprah sosialnya itu, ada beberapa pihak yang mendorong agar RBK dibentuk menjadi sebuah Yayasan supaya dapat lebih maksimal dalam kiprah sosialnya. 

Setelah melakukan diskusi dengan para sesepuh komunitas dan sejumlah tokoh pendidikan, terbentuklah Yayasan Ruang Baca Komunitas dengan tujuh orang pendirinya, yaitu A. Lukmanul Hakim (Disdiknud Kota Banjar), Ajengan Suryana (MUI), Ika Kartikawati (KPAD Kota Banjar), Irfan Fauzi (Lurah Banjar), Oyo Supena (Guru SMAN 1 Banjar), Siti Maroah (Guru SMAN 1 Banjar) dan Sofian Munawar (Komisioner KPU Kota Banjar). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun