Mohon tunggu...
Yura Pinata
Yura Pinata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

13 Hari Bersama, Membangun Rasa

24 November 2017   10:07 Diperbarui: 24 November 2017   10:13 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semangat kesatuan sejatihnya telah ada sejak dahulu, saat sekumpulan anak muda mendeklarasikan sumpah pemuda. Berkat rasa kesatuan inilah cita-cita kemerdekaan dapat terwujud. Rasa kesatuan menjadi elemen penting dalam mewujudkan cita-cita. Tanpa rasa kesatuan mustahil kemajuan dapat muncul dengan baik dan maksimal.

Bina mental selama 13 hari yang diprogram oleh tim telkom corporate university telah mampu menciptakan rasa kesatuan diantara kami. Awalnya ada sedikit ego kedaerahan, kekampusan dan keilmuan di hati. Namun selama 13 hari di pusdikhub kami semuanya diikat pada satu kesatuan yaitu "Telkom Indonesia". 

Simbol sederhananya dapat terasa dari licinnya kepala di mana semua pria wajib berkepala botak dan dari pakaiannya di mana semua siswa GPTP VI berseragam sama, satu warna dan satu gaya yakni seragam lorek ala tentara. Dari itulah hati dan pikiran kami terbuka hingga kami dengan tegas mendeklarasikan bahwa kami adalah satu keluarga GPTP VI Telkom Indonesia.

Rasa Rela Berkorban

Wataknya masyarakat Indonesia adalah semangat rela berkorban. Begitulah dunia mengenalnya. Ketika terjadi gempa dan tsunami di aceh 2004 yang lalu misalnya, segenap penjuru khususnya warga Indonesia ikut membantu meringankan beban masyarakat aceh. 

Bahkan tak jarang mengorbankan harga hingga taruhan nyawa dalam misi penyelamatan kemanusia di aceh saat itu hingga akhirnya aceh mampu pulih seperti sedia kalah bahkan lebih baik dari sebelumnya. Inilah hasil dari rasa rela berkorban yang mesti dipertahankan.

Rasa rela berkorban seperti itulah yang ingin ditumbuhkan oleh telkom Indonesia. Jalannya melalui program bina mental. Selama 13 hari lamanya saya menyadari betul bahwa rasa rela berkorban betul-betul dilatih. 

Pertama, rela berkorbannya seorang pemimpin. Selama bina mental kami dipimpin oleh wali-wali. Wali ini yang menjadi pemimpin di angkatan, pemimpin kompi dan pemimpin pleton. Sepengamatan saya para wali ini rela mengorbankan jam tidur mereka untuk tidur paling akhir dan bangun paling dahulu, rela mengorbankan fisiknya jika anggotanya melakukan kesalahan. Ketika ditanya oleh pelatih dongkol tidaknya. Mereka para wali dengan tegas mengatakan tidak, karena ini adalah tanggung jawab kami. 

Kedua, rela berkorbannya siswa GPTP VI. hal ini terlihat saat caraka malam di mana setiap orang saling melindungi ketika berjalan di tengah hutan, laki-laki melindungi perempuan serta yang kuat melindungi yang takut akan hantu dan kegelapan.

3 rasa inilah yang dapat saya simpulkan selama saya mengikuti program Bina Mental selama 13 hari. 3 rasa dalam 13 hari yang tidak akan pernah terlupakan selama-lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun