Mohon tunggu...
Yoza Fitriadi
Yoza Fitriadi Mohon Tunggu... Guru - Sang Penjejak

Seorang Guru yanghobi menulis dan bercerita tentang apapun pada alam sekitar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pijar Harapan dari Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

5 November 2022   11:43 Diperbarui: 5 November 2022   11:49 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep pendidikan yang dicetuskan Ki Hajar Dewantara berupa pendidikan adalah menuntun, pendidikan sesuai kodrat anak, pendidikan yang berpihak pada anak, pendidikan yang bukan tabularasa, pendidikan yang menumbuhkan budi pekerti, pendidikan ibarat petani atau tukang kebun kehidupan serta pendidikan yang memberikan pesan kunci seharusnya telah memberikan perubahan pemikiran yang nyata.

Pemikiran yang telah berubah ke arah pemahaman selayaknya dapat diterapkan dalan wujud perilaku yang bisa direfleksikan dalam pemeblajaran di kelas dan sekolah.

REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

Refleksi filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat dilakukan mulai dari hal yang kecil dan sederhana di kelas atau sekolah untuk kemudian menjadi habbits atau kebiasaan yang kelak akan memberikan dampak luar biasa bagi dunia pendidikan.

Beberapa hal sudah penulis lakukan diantaranya adalah:

  • Menuntun siswa untuk melakukan pembiasan hidup sehat dalam aksi sadar gizi nasional
  • Memberikan hak siswa untuk belajar sesuai kodrat dan alam dengan cara melaksanakan pembelajaran di kelas memanfaatkan teknologi internet
  • Memberi teladan siswa untuk berprestasi dalam perlombaan
  • Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dengan pola diferensiasi sesuai dengan kemampuan siswa dalam penggunaan molymod
  • Menyesuaikan konteks sosial budaya atau kearifan lokal di kompleks sekolah, semisal budaya salam dan sapa ketika memasuki gerbang sekolah dan sopan santun selama di sekolah.
  • Menyisipkan penanaman budi pekerti dalam kegiatan esktrakurikuler Jurnalis of Smekta

Refleksi ini diterapkan dalam kehidupan pendidikan di sekolah. Salah satunya dapat dikontruksikan dalam pembelajaran secara konkret dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah


KONSTRUKSI PEMEBALAJARAN BERBASIS SOSIAL BUDAYA

Tanah Rejang yang menjadi tempat penulis mengabdikan diri memiliki berbagai ragam sosial budaya yang menawan. Misalnya kedurai agung yang mencerminkan nuansa bersyukur, setepung setawar yang menyiratkan perdamaian ataukah pementasan tari Kejei dalam penyambutan tamu yang bermakna sopan santun dan pengembangan bakat.

Nah hal ini dapat dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Mulai dari pembiasaan berdoa sebelum dan memulai pembelajaran, mengutamakan konsep diskusi berkelompk yang mencerminkan kekeluargaan serta aktivitas lainnya.

Selain itu juga dapat diterapkan dalam kegiatan berskala besar di sekolah. Pementasan senin daerah Rejang dilakukan berkala agar siswa tak melupakan budaya daerah Rejang, pembiasaan jumat bersih sebagai wujud gotong royong dan kegaiatan lainnya yang bisa memupuk karakter pembelajaran yang menyenangkan namun tetap sesuai dengan koidor sosial budaya yang ada.

Sebagai penutup, izinkan penulis mengutip pernyataan dari Ki Hajar Dewantara yang amat spesial. Beliau berkata bahwa setiap orang menjadi guru dan setiap rumah menjadi sekolah. Ya, sekolah hanyalah wujud fisik menimba ilmu. Namun lebih dari itu, pendidikan dapat dilakukan di mana saja.

*Penulis adalah Calon Guru Penggerak angakatn 7 dari Rejang Lebong, Bengkulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun