Mohon tunggu...
Dr. Yoyo S.S. M.A
Dr. Yoyo S.S. M.A Mohon Tunggu... ***writing is just a hobby***

Dosen; peneliti; suka bahasa asing; dan hobi bertani.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Suez Canal dan Pesona Gadis Mesir

29 April 2025   14:28 Diperbarui: 29 April 2025   14:28 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di pojok Taman Kampus Suez Canal Ismailia tahun 2007an (Sumber: Foto Dokumentasi Pribadi)

Usut punya usut, perempuan Mesir khususnya di wilayah yang jauh dari Ibu Kota Kairo, mereka sangat senang dengan mahasiswa asing termasuk dari Asia. Bagi mereka, dengan adanya mahasiswa menjadi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan kaum laki-laki dalam batasan pertemanan biasa. Sementara mereka sendiri sangat menjaga jarak dalam berinteraksi dengan lawan jenis hal ini karena tentu norma agama dan adat istiadat yang menjadi pegangan utama mereka.

Paras gadis Mesir dari kota Ismailia secara umum hampir sama dengan perempuan Arab pada umumnya. Warna kulit mereka pun beragam, ada yang putih kemerah-merahan, dan ada pula yang sawo matang. Kelebihannya mereka berhidung mancung dan sangat aktif berbicara. Tidak hanya saat berkomunikasi biasa bahkan di perkuliahan mereka sangat aktif bertanya. Ini berbeda dengan mahasiswi di Indonesia yang cenderung lebih senang diam daripada bicara. Jadi kalau kita menemukan perempuan Indonesia suka bicara, nah perempuan di Mesir lebih daripada itu.hehe....bisa dibayangkan!

Sifat unik mereka lainnya yaitu biasanya mereka kadang cemburu. Pernah suatu saat ada seorang gadis sebut saja namanya Samar Ghaits, dia datang ke saya dan bilang: "ana za'laanah min-nak!" --aku ngambek sama kamu---, za'laanah leeh?---lah kenapa? Timpal saya. Rupanya dia marah karena saya bicara dengan group gadis lainnya. Menurutnya, kalau saya sudah berteman dengan dia mestinya tidak boleh ngobrol dengan perempuan lain. Saya cekikikan waktu dengar ini.


Kejadian unik lainnya, pernah suatu ketika diundang main ke rumah seorang gadis di sebuah desa di Ismailia (saya lupa namanya) dan ternyata saat saya dan kawan-kawan tiba, keluarga dan sanak saudara dari si gadis ini telah siap menyambut bahkan anake hidangan mereka siapakan. Cara demikian barangkali agak aneh bagi kita karena sama sekali tidak ada ikatan saudara dan kenalan pun belum lama tetapi cara menyambut tamu luar biasa sangat baik dan begitu mulia. Semua makanan dan minuman dihidangkan sangat lengkap. Ini lah cara orang Arab menjamu tamu, sangat senang dengan kedatangan tamu ke rumah dan sangat lembut hatinya bahkan takut jika tamu tersebut kurang puas saat berkunjung. Sungguh sikap mulia yang bersumber dari ajaran agama yang sempurna (ikraam adh-dhuyuuf).


Demikianlah memoir saya tentang gadis Mesir selama tinggal di Ismailia yaitu Oktober 2007-Maret 2008. Sebuah memoir kisah petualangan tinggal di Negeri Piramida 18 tahun yang lalu. Gadis-gadis yang saya jumpai waktu itu entah masih berumur panjang atau tidak. Yang pasti mereka sudah tidak muda lagi karena kemungkinan sudah berumur 30 tahunan ke atas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun