Di warung makan langgananku ada kisah yang menurutku lucu, tapi mungkin ada yang kasihan atau marah, semua boleh berpendapat ya. Warung itu dulu dilayani langsung oleh sang pemilik, yaitu seorang kakek dan seorang nenek, hanya berdua, itu awal alasanku untuk membeli. Ternyata rasanya juga nikmat, harga terjangkau, biasanya dibeli oleh para siswa dan siswi.Â
Setelah beberapa waktu berlalu, kakek tak pernah lagi layani pembeli, kadang muncul sebagai pengawas, kadang tak muncul. Pernah sekali muncul waktu aku membeli, ada yang menyentuh hatiku. Kakek marah atau bercanda?Â
Belum lama di depan warung itu ada penjual makanan lain, yang akrab dengan pelayan kakek. Pelayan kakek yang seorang gadis beberapa kali kulihat menghampiri penjual itu dan ngobrol agak lama. Maklum, sesama gadis.Â
Pelayan mondar-mandir saat pelayan satunya kewalahan. Waktu itu sedang ramai, sehingga pembeli harus menunggu lebih lama. Lalu kakek menghampiri pelayan gadis itu sambil marah dengan bahasa daerah yang aku nggak tahu artinya apa.Â
Pokoknya dengan nada tinggi sambil melempar pelayan gadis itu dengan sandal, langsung pelayan lari menghampiri warung kakek dan membantu pelayan lain. Lalu beberapa minggu setelah itu, aku berkunjung lagi, pelayan gadis itu tak berani menghampiri penjual yang ada di depannya. Hehe.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI