Tidak lama lagi akan diadakan PILKADA serentak di masing-masing daerah. Tiap-tiap partai politik sudah mengirimkan nama-nama calon yang akan bertanding di PILKADA 2018 ini. Media massa juga sudah mulai ramai membicarakan siapa yang kira-kira menang di pemilihan masing-masing daerah.
Akan tetapi kita tetap perlu berhati-hati dalam menyikapi ramainya media massa saat ini. Kita tetap harus menjaga netralitas kita dalam mendukung calon yang kita unggulkan di PILKADA nanti. Jangan sampai demi memenangkan calon kita menyebarkan isu-isu yang menjatuhkan lawan politik di PILKADA tersebut. Â
Kita semua tentu masih ingat seperti apa kacaunya PILKADA DKI Jakarta antar ANIES VS AHOK yang lalu. Dimana tidak hanya kandidat dan pendukungnya yang bertikai, tetapi juga menyeret masyarakat di sekitarnya untuk beradu dukungan mana yang lebih keras. Bahkan sampai ada pihak yang menyebarkan isu-isu yang bersifat menjatuhkan salah satu pihak. Tidak cukup sampai disitu, media massa pun ikut memanas-manasi suasana PILKADA.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang media biasanya menjadi penyebab menyebarnya. Masyarakat seringkali tidak memeriksa kredibilitas suatu informasi dan malah langsung menyebarkannya ke teman atau saudaranya. Seharusnya masyarakat lebih tanggap dalam meneliti kebenaran suatu informasi sebelum menyebarkannya ke orang lain.
Tanggung jawab dalam menjaga netralitas media tidak hanya jatuh pada masyarakat tetapi juga pada jurnalisnya. Apalagi Jurnalis merupakan sumber dari informasi yang menyebar di masyarakat. Tanggung jawabnya lebih besar karena apa yang dia tulis akan mempengaruhi sudut pandang dari orang yang membaca informasi tersebut.