Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ayam Gratis di Desa Pakis, Indahnya Berbagi di Bulan Suci

18 April 2023   19:24 Diperbarui: 20 April 2023   03:22 2086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Pixabay

 Kur .. kur .. kurrrrr .....cccccckk  ..ccccckk ... kuurrr ... haaee, haaaee ..., " seperti biasa terdengar suara Mbok Karti saat memanggil ayam-ayamnya untuk diberi jatah makan di pagi hari.  Pekarangan yang terletak di belakang rumah Mbok Karti yang lumayan luas itu, sengaja dibuatkan pagar dari kawat agar ayam kampung Mbok Karti tidak berlarian ke mana-mana.

Semula, Mbok Karti hanya punya sepasang ayam kampung,  jantan dan betina. Pak Dhe Dul yang membelinya di pasar hewan.

"Jadi, kalau ada sisa nasi, biar ndak mubazir ... gitu Nduk maksudnya," saat Mbok Karti menjelaskan riwayat awal memelihara ayam.

            Berkat ketelatenan  Pak Dhe Dul merawat dan memelihara, ayam-ayamnya jadi berkembang biak menjadi puluhan jumlahnya. Waktu itu, pasangan sepuh itu, belum membuatkan kandang khusus untuk ayam. Jadi, hmmm ... ayam main ke kamar  dan membuang kotoran pun sudah biasa!

            "Mbaahh Kuuung .... hu huuuuu huu.... ," terdengar suara tangis Widya, cucu perempuan mereka ketika melihat di atas  tempat tidurnya ada kotoran ayam.  Pernah suatu ketika, Mbah Somad, tetangga sebelah tiba-tiba datang ke rumah Mbok Karti.

            Yu, iki piye, pitik e oleh tak sembeleh opo ora? Pitik kok senengane mangani gabahku, nelek sisan!" ucap Mbah Somad marah.  Lagi-lagi ada masalah dengan ayam-ayam Mbok  Karti.

            "Haduh, Dhe Dul, iki pitik-pitik e njenengan nelek neng latarku. Galo, telek e pating telecek neng njogan!" Yu Sebloh juga pernah komplen. Satu lagi, permasalahan datang.

            "Mbok Dhe, iki anakku cilik nangis di teladhung pitik e sampeyan sing duwe anak limo kae, gualak e ra genah tenan ki piye. Galo bocahe nangis kejer!"

              Suatu ketika ada kejadian lucu yang berhubungan dengan ayam-ayam itu. Seorang pedagang balon gas warna-warni, tengah melintas di depan rumah Mbok Karti, sambil  membunyikan balonnya toet-toetnya.

Toett, toeettt, toeett ... Toett, toettt .... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun