Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Balitaku, Jalan Hidayahku

25 Maret 2023   22:35 Diperbarui: 1 Juni 2023   22:49 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Koleksi Pribadi

           Sore itu Ranti mandi lebih awal dari biasanya. Wajahnya tampak segar, aroma  khas sabun mandi masih tercium di tubuhnya. Baju gamis setelan warna biru muda kombinasi putih menjadi pilihannya. Di depan meja rias kecil, Ranti membedaki tipis wajahnya.

            Pikirannya melayang mengingat kembali tentang sebuah peristiwa yang dialaminya sekitar 2 bulan yang lalu.  Wajahnya tampak memerah karena rasa malu. Ranti berusaha menepis peristiwa yang baru saja melintas kembali di pikirannya. Diambilnya sebuah kerudung warna putih, sebuah ciput putih dan segera memakai kerudungnya. Bros mungil warna emas, tampak melengkapi  penampilan sederhananya. Wajahnya makin tampak cerah dan segar dengan pipi yang merona alami meski tanpa make up.

            Di ruang tamu, Syifa anaknya yang berusia 3 tahun tengah bermain boneka sendiri.

            “Sayang, sudah habis susunya?” tanya Ranti kepada anak semata wayangnya.

            “Udah ... ni,” jawab Syifa sambil menunjukkan sebuah botol kosong kepada Ibunya.        

           “Waah, hebat anak Ibu,” jawab Ranti sambil mengambil botol kosong itu dari tangan Syifa. Syifa memang masih susah lepas dari botol susunya. Hal ini terjadi karena sejak usia 3 bulan Syifa ditinggal bekerja ibunya, dan diasuh Eyang Utinya. Terpaksa susu formula menjadi andalan Ranti untuk memenuhi kebutuhan susu Syifa.

             “Yuk, kita beresin mainannya, sebentar lagi bunda Nana datang hlo ...” ucap Ranti dengan lembut.

            “Oh, iya,” jawab Syifa pendek sambil setengah berlari membawa boneka ke kamarnya. Ranti hanya tersenyum melihat putrinya mengambil jilbab warna pink kesayangannya dan mencoba memakainya sendiri tanpa bantuan ibunya. Jilbab yang dibelikan oleh Eyang Uti, panggilan kesayangan Syifa, kepada  ibu dari Ranti.

            “Sayang, sini ibu betulkan jilbabnya, itu agak miring hlo,” ucap Ranti dengan lembut.

            “Nah, kalau beginikan makin cantik anak ibu,” ucap Ranti sambil membelai kepala dan mencium lembut pipi putri kecilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun