Mohon tunggu...
Pendidikan

Edukasi yang Seperti Apa?

7 Maret 2019   21:18 Diperbarui: 7 Maret 2019   21:48 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. 

Kata-kata bapak pendidikan itu menegaskan betapa pentingnya pendidikan untuk mengubah taraf hidup seseorang, bahkan suatu negara. Negara yang maju adalah negara yang sistem pendidikannya lebih mengeksplor kepada kreativitas serta kebebasan dalam menjaga standard dan mutu pendidikan.

Di Indonesia, mendikbud menetapkan peraturan menteri (permen) nomor 23 tahun 2017 tentang hari sekolah yang mengatur waktu 8 jam sehari selama 5 hari. Berbeda sekali dengan negara-negara seperti Jepang dan Finlandia yang menerapkan waktu sekolah yang lebih singkat dari pada Indonesia, untuk Jepang sendiri menetapkan 6-7 jam sehari dan Finlandia yang terkenal dengan mutu pendidikan terbaik di dunia hanya menetapkan 4-5 jam dalam waktu 1 hari. 

Jepang dan Finlandia lebih mengharapkan agar para siswa dapat mengembangkan bakat serta softskill karena yang dibutuhkan oleh banyak perusahaan adalah skill bukan hanya sekedar teori. Bakat dapat diperoleh dengan cara melatih dan mengembangkannya lewat program ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah-sekolah. Ekstrakurikuler umumnya sering di pandang sebelah mata yang mengakibatkan banyak siswa asal-asalan dalam memilihnya, jika kita memilih ekstrakurikuler sesuai minat dan bakat kita maka tentu saja kita dapat mengembangkan softskill dengan sangat baik.

Sehubungan dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 2 mengenai evaluasi peserta didik dan satuan pendidikan dengan penilaian standar nasional pendidikan (UN). Indonesia sendiri pertama kali melaksanakan UN pada tahun 1950 dan telah beberapa kali berganti sistem dan format ujian, bahkan sekarang menggunakan teknologi dan berganti nama menjadi UNBK. 

Berbeda dengan Jepang dan Finlandia yang sama sekali tidak menerapkan ujian nasional untuk ukuran evaluasi setiap siswa dan satuan pendidikan, seperti yang dikatakan oleh pemerintah Jepang bahwasannya lebih mementingkan kualitas akhir dari sumber dayanya dari pada hanya sebuah nilai akhir yang berupa angka. Karena kepribadian seseorang tidak bisa dinilai dengan angka namun melalui tindakan langsung dari individunya, tetapi kembali lagi bahwa setiap negara memiliki kebijakannya masing-masing dan kita sebagai warga negara harus mematuhi peraturan yang telah dibuat.

Kenapa Indonesia masih belum bisa mengimbangi Finlandia dan Jepang dalam hal pendidikan?. Sebenarnya bukan hanya sistem pendidikan kita saja yang masih perlu dibenahi tetapi juga perbandingan jumlah penduduk di Finlandia, Jepang dan Indonesia yang patut menjadi pertimbangan, dengan jumlah penduduk yang sedikit membuat mereka mudah mengatur sistem pendidikan menjadi rapi berbeda dengan Indonesia yang memiliki jutaan penduduk dan pemerintah kita juga sudah berupaya keras untuk memajukan pendidikan yang ada di Indonesia. 

Apakah kamu masih ingat dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2018?. Pemerintah kita telah memberlakukan sistem zonasi yang dimana berfungsi untuk menekan jumlah sekolah-sekolah yang berlabel plus yang mana akan terciptanya mutu pendidikan yang sama di setiap sekolah-sekolah. 

Semoga untuk kedepannya, sistem pemerintahan di Indonesia dapat dibenahi agar sempurna, seperti kata bapak Ki Hajar Dewantara pendidikan dapat mengubah taraf hidup seseorang . Demi kemajuan bangsa dan negara!.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun