mereka sendiri(Meizara et al., 2022). Representasi dari kesehatan psikologis dari seseorang tersebut dioptimalkan melalui interpretasi dalam pengembangan diri sendiri dan bukan orang lain.Maka sebab itu kita harus tanggap terhadap apa saja yang terjadi dengan kondisi mental kita dan bagaimana cara mengatasi dengan melakukan konsultasi pada psikolog dan psikiater. Pentingnya setiap orang membutuhkan adanya pengetahuan terhadap setiap diagnosis sebagai salah satu pengoptimanan untuk menjaga kesehatan psikologis diri mereka secara optimal dan menyeluruh.(Habib et al., 2021).
DAFTAR PUSTAKA
Habib, F. A., Shakil, G. S., Iqbal, S. S. M., & Sajid, S. T. A. (2021). Self-Diagnosis Medical Chatbot Using Artificial Intelligence. 587--593. https://doi.org/10.1007/978-981-15-6707-0_57
Meizara, E., Dewi, P., Sari, R., Lestari, D. R., Nurfath, M., & Ma, M. (2022). Psikoedukasi Self Diagnose: Kenali Gangguan anda sebelum menjudge diri sendiri. Pengabdi, 3(1), 19--26.
Paudyal, P., Llewellyn, C., Lau, J., Mahmud, M., & Smith, H. (2015). Obtaining self-samples to diagnose curable sexually transmitted infections: A systematic review of patients' experiences. PLoS ONE, 10(4), 1--22. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0124310
Schick, T. (2021). A Proposal for Reducing Corpus-Based Bias in NLP. 9(2020), 1408--1424.
Valente, M., Brenner, R., Cesuroglu, T., Bunders-Aelen, J., & Syurina, E. V. (2020). "And it snowballed from there": The development of orthorexia nervosa from the perspective of people who self-diagnose. Appetite, 155(April), 104840. https://doi.org/10.1016/j.appet.2020.104840
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI