Mohon tunggu...
yosilawati
yosilawati Mohon Tunggu... Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pertumbuhan Paham Kebangsaan Indonesia: Awal Kesadaran Nasional Yang Menggelora!

18 Februari 2025   23:23 Diperbarui: 19 Februari 2025   02:01 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari pertanyaan apa yang kalian ketahui tentang paham kebangsaan?, sumber foto Bisma Mahendra on Unsplash

Paham kebangsaan Indonesia tumbuh dan berkembang seperti pohon raksasa yang akarnya mencengkram kuat sejarah, batangnya tegak menghadapi badai zaman, dan cabangnya terus menjulang ke masa depan. Bangsa Indonesia terbentuk dari penggalan-penggalan sejarah yang kadang tampak lepas dan tercerai, tetapi pada hakikatnya masing-masing episode itu tak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain. Ada benang merah yang menghubungkan antara penggalan-penggalan sejarah tersebut.

Mari kita telusuri perjalanan panjang paham kebangsaan ini melalui kisah yang penuh pertanyaan dan refleksi.

Terdapat dua pendekatan dalam memahami bangsa Indonesia. Pendekatan Sutan Takdir Alisyahbana menekankan bahwa Indonesia adalah bangsa baru yang harus melepaskan keterikatannya dengan sejarah masa lalu dan mengadopsi pemikiran yang rasional serta maju, seperti bangsa Barat. Sementara itu, pendekatan Sanusi Pane dkk menegaskan bahwa suatu bangsa tidak dapat benar-benar baru dengan mengabaikan sepenuhnya warisan sejarahnya. Warisan budaya, nilai, dan norma dari masa lalu tetap menjadi bagian penting dalam membentuk identitas dan kultur bangsa Indonesia.

1. Nusantara pada Masa Pra-Kolonial

Masa pra kolonial berlangsung sekitar abad ke 5--17. Nama Indonesia juga belum dikenal, di kawasan Asia tenggara bagian selatan ini orang lebih mengenal dengan nama Nusantara.

Sebelum penjajah menginjakkan kaki di Nusantara, berbagai Kerajaan besar seperti Sriwijaya, Majapahit, Mataram dan Kesultanan Aceh telah mengukir sejarah gemilang. Bagaikan permata yang tersebar di samudra. 

Pada masa tersebut kesadaran politik (Paham dan rasa Kebangsaan) sebagai pemersatu bangsa belum tumbuh dan tidak dapat diharapkan. Kesadaran yang mereka miliki ketika itu adalah kesadaran bersama bahwa mereka secara geopolitik terletak dan mendiami di wilayah Nusantara. Pada saat itu pusat-pusat kebudayaan besar yang ada di Asia ada tiga yaitu: India, Cina, dan Nusantara. 

Sekitar abad ke- 13 Cina melakukan ekspansi ke Nanyang (ke Selatan) dan secara riil saran kebijakan tersebut adalah Nusantara. Cina mengirimkan utusan ke kerajaan di Nusantara disertai dengan armada perang yang tangguh. Namun kebijakan Cina tersebut mendapatkan reaksi dari raja Singosari,Prabu Karta Negara. Singosari berusaha untuk menyatukan Nusantara, serta membentengi gerak Cina ke arah selatan guna menahan pengaruh Cina di daerah Sumatera. Namun karena kurang konsolidasi ke dalam usaha tersebut mengalami kegagalan, Singosari akhirnya dapat dihancurkan oleh Jaya Katwang dari Kediri.

Pada masa Majapahit kerjasama antara nusantara dan Cina awalnya mengalami ketegangan sebagai akibat "Pembantaian orang-orang Cina di Majapahit" namun akhirnya hubungan yang bersifat diplomatis dapat berlangsung dengan baik. Mereka mengembangkan hubungan " Mitreka Satata" yaitu hubungan bertetangga dengan baik, bahkan saling memberi hadiah. Dan pada saat itu Majapahit pernah mendapatkan "Putri Campa".

2. Nusantara pada Masa Kolonial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun