Mohon tunggu...
Yoshi Bagas
Yoshi Bagas Mohon Tunggu... Pelaut - aku biasa aja

biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Film

Ekspektasi Pahlawan Bagi Masyarakat, Resensi Film Gundala

30 Oktober 2020   22:42 Diperbarui: 30 Oktober 2020   23:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from : https://bumilangit.fandom.com/wiki/Gundala_(Film)

Film Garapan Joko Anwar, Gundala, sempat mengguncangkan perfiliman tanah air di tahun 2019, banyak yang menantikan serial film superhero Indonesia. Rilisnya serial film superhero ini pada tanggal 29 Agustus 2019 kemarin banyak mendapatkan pujian dari masyarakat Indonesia, lantaran banyaknya minat dan harap penonton dengan adanya film superhero.

Gundala sendiri diadopsi dari komik pahlawan super Gundala Putra Petir yang dibuat pada tahun 1969 oleh Harya Suraminata. Film gundala menjadi pembuka jendela perjalanan cerita jagat sinema bumi langit. Film dengan durasi 123 menit ini disutradarai oleh Joko Anwar dan dengan para pemain yang mendukung pembentukan karakter setiap tokoh pada film, Tara Basro (Wulan), Rio Dewanto (ayah Sancaka), Marissa Anita (ibu Sancaka), Muzaki Ramadhan (Sancaka kecil), Bront Palarae (Pengkor), Ario Bayu (Ghazul), ditambah adanya Abimana Aryasetra sebagai tokoh utama pada film Gundala.

Gundala menceritakan seorang yang bernama Sancaka yang tanpa ia sadari memiliki kekuatan super, kekuatan yang dimiliki adalah kekuatan petir yang didapatkannya akibat tersambar petir. Pada awal cerita, film ini mengisahkan sancaka kecil yang diperankan oleh (Muzaki Ramadhan) yang harus bertahan hidup sendiri dijalanan. Ayah Sancaka (Rio Dewanto) telah meninggal dunia dikarenakan menuntut keadilan di tempat ia bekerja, ayahnya sebagai buruh pabrik yang tidak mendapatkan perlakuan secara baik dan adil. Dan ia serta rekan-rekannya mengadakan demo, naasnya ayah Sancaka secara mengejutkan ditikam oleh orang yang tidak dikenal pada saat unjuk rasa. Selang setahun ibu Sancaka meninggalkan kota dan Sancaka untuk bekerja, namun tidak pernah Kembali kerumah.

Dengan terpaksa Sancaka harus hidup sendirian dan bertahan hidup dengan bekerja semampu kekuatan tubuh kecilnya. Ditengah perjalanan mempertahankan kehdupannya, ia sangat kesusahan dan mendapat banyak cobaan, salah satunya terdapat adegan ia menyelamatkan wanita yang sedang akan dicuri dan dikejar hingga terpojokan dan akhirnya dihajar namun ada sosok yang menyelamatkan Sancaka dan ia berutang budi kepada dia, Sancaka diajarkan tentang makna kehidupan bahwa "urusi urusanmu sendiri, tidak ada yang akan peduli deganmu". Dari sini Sancaka sadar bahwa selama ia hidup sendirian tidak perlu membantu orang lain karena ia sendiri merasa kesusahan untuk menjalani hidup.

Sampai pada akhirnya ia diajarkan membela diri dengan berlatih pencak silat, setiap hari ia berlatih untuk menjaga diri keesokan harinya. Sancaka berlatih dengan keras sampai hujan[un tetap ia lakukan walau ia merasa takut, karena Ketika hujan datang maka Sancaka akan ketakutan berada diluar karena takut dengan petir yang mungkin akan menyambarnya untuk kesekian kalinya.

Singkat cerita Sancaka (Abimana) tumbuh menjadi pria dewasa dengan pekerjaannya sebagai satpam di sebuah pabrik percetakan koran. ia tinggal disebuah rumah susun Bersama tetangganya yaitu Wulan (Tara Basro). Wulan merupakan tokoh heroik sebagai pembela pedagang-pedagang pasar yang tertindas akibat ketidak adilan, ia sangat disegani oleh warga pasar akibat perbuatannya yang mulia. Wulan sendiri juga sebagai pedagang pasar yang mencari nafkah untuk adik satu-satunya yang tinggal Bersama dia.

Dalam kisah ini dihadirkan sosok Pengkor (Bront Palarae) sebagai pemeran antagonis yang kuat. Ia sangat di takuti dan di segani oeh para anggotanya. Semakin kuat dengan perwujudan laki-laki tua berwajah setengah rusak akibat insiden terbakarnya tempat ia tinggal. Dendamnya akan masa lalu membuat ia mendidik anak-anak panti asuhan menjad manusia yang kuat dan kejam. Anak didiknya juga tersebar diberbagai negeri, tetapi Ketika Pengkor meminta bantuan mereka semua akan bersedia berkumpul untuk membantu Pengkor menyelesaikan masalah.

Konflik dimulai ketikan timbul keresahan warga akibat gudang penyimpanan beras, yang dimana beras disana terkontaminasi oleh serum amoral. Pengkor Menyusun scenario agar kejadian itu membuat masyarakat berbondong-bondong untuk menyuntikan penawaran yang ditawarkan oleh Pengkor. Tetapi kenyataanya itu akan merugikan masyarakat karena serum amoral dan hanya bekerja kepada ibu-ibu hamil yang akan membuat anaknya nanti saat lahir akan cacat seperti Pengkor.

Penggunaan sinematografi pada film Gundala sangatlah apik, baik dalam segi warna, background tone. Ditambah penggunaan aksi bela diri dengan menggunakan ilmu pencak silat yang kental akan budaya Indonesia menambah kesan kental akan budaya, hal tersebut mendapatkan apresiasi lebih dari para penonton dan juga banyak mendapa penghargaan dari festival film-film, walau film ini mengangkat tema superhero, namun cerita yang disajikan sangat relistis dengan keadaan saat ini. Tidak seperti film superhero yang lain menggunakan cerita-cerita fiktif, adegan Sri Asih dan Ki Wilawuk ditampilkan sangat minim, sangat membuat penonton penasaran akan kelanjutan kisahnya ditambah lagi Film Gundala merupakan film pembuka superhero yang akan berurutan sesuai alur cerita jagat sinema bumi langit .

Tetapi terdapat beberapa scene yang membuat penonton agak kecewa dimana adegan perkelahian kurang all out atau kurang gereget menurut penulis. Kekuatan yang dipunyai Gundala kurang memenuhi ekspektasi masyarakat, karakter yang kurang kuat sebagai superhero dan umpatan-umpatan yang dilontarkan tidak pantas didengarkan oleh anak-anak. Namun untuk keseluruhan sangatlah membanggakan dunia perfilman Indonesia dengan unsur sosial pada alur cerita yang dibuat menurut penulis itu sangat tidak biasa dalam pembuatan film dengan tema superhero. Alur cerita yang dihiasi konflik sosial, dan politik yang relevan dengan masalah yang tengah terjadi di masa kini tepatnya di negara kita sendiri, maka dari itu untuk alur cerita Film Gundala sangat tidak membosankan untuk ditonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun