Gagal total. Begitulah kesimpulan akhir perjalanan Timnas Indonesia di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dari hasil di lapangan, wakil tunggal Asia Tenggara ini mencatat 2 kekalahan dari 2 pertandingan, yakni 2-3 atas Arab Saudi dan 0-1 dari Irak.
Meski bukan kekalahan telak, kekalahan tetap kekalahan, dan ini cukup menyesakkan. Bukan hanya karena mimpi lolos ke Piala Dunia pupus, tapi juga dari bagaimana cara tim kebobolan.
Dari 4 gol yang menjebol gawang Indonesia, 3 diantaranya hadir dari blunder pemain Liga Indonesia. Pada laga melawan Arab Saudi, Marc Klok alpa mengantisipasi tembakan Saleh Abu Al Shamat, dan Yakob Sayuri secara ceroboh melakukan pelanggaran di kotak penalti,
Pada laga melawan Irak, giliran Rizky Ridho yang terlalu lama membawa bola di daerah sendiri, dan ini membuat Irak mampu mencuri bola tanpa basa-basi, dan mencetak gol lewat Zidane Iqbal.
Di sini, terlihat seberapa buruk "hype" terlalu tinggi pada pemain Liga Indonesia merusak gambaran jujur soal kualitas aktual.
Sekalipun pelatih dan PSSI juga punya andil, blunder-blunder fatal yang membuat tim kebobolan menjadi bukti. Celakanya, ini langsung terjadi di pertandingan krusial.
Bencana itu semakin lengkap, karena rancangan taktik tim pelatih kacau balau. Akibat terlalu percaya diri dengan formasi dasar 4-3-3 dan bereksperimen secara sembrono, performa tim jadi tidak maksimal.
Itu belum termasuk kondisi Ole Romeny yang ternyata belum pulih benar dari cedera. Terbukti, pemain Oxford United ini tak pernah bermain penuh. Ironisnya, cedera Ole datang dari tekel kasar pemain lawan, saat mengikuti tur pramusim di Indonesia.
Dengan kondisi tim yang serba kacau, mimpi yang sudah dibangun sejak babak pertama langsung runtuh seketika, dengan jarak hanya 2 pertandingan lagi dari Piala Dunia.
Apa boleh buat, tim yang seminggu lalu dipenuhi harapan setinggi langit, pada akhirnya harus panen amarah dan kekecewaan, sebagian besar karena blunder pemain sendiri.