Pada bulan Oktober 2025, Timnas Indonesia akan bertanding di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Meski sebenarnya masih agak jauh dari saat tulisan ini dibuat, nuansa tidak sehat terus terlihat.
Berada segrup dengan tuan rumah Arab Saudi dan Irak, tim asuhan Patrick Kluivert menjadi satu-satunya tim non-Timur Tengah yang bertanding di babak ini. Sekilas, ini terlihat keren, tapi menjadi titik rawan, karena tim dari kawasan Timur Tengah terkenal "tricky" di dalam dan luar lapangan.
Situasinya sudah tak sehat, bahkan sejak AFC secara sepihak menetapkan Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah putaran keempat. Sekalipun diproses peserta lain, termasuk Oman dan Irak, Konfederasi Sepak Bola Asia itu tetap pada keputusan awal.
Ketika jadwal pertandingan dirilis, Arab Saudi dan Qatar sama-sama mendapat previlese 6 hari jeda antarpertandingan. Tim-tim lain, termasuk Indonesia, bertanding dengan jeda waktu 3 hari per laga.
Sebagai informasi, Arab Saudi bertanding melawan Timnas Indonesia pada tanggal 8 Oktober (waktu setempat) dan baru akan bertanding lagi melawan Irak pada tanggal 14 Oktober. Pada masa rehat itu, tepatnya tanggal 11 Oktober, Irak dan Indonesia akan saling berhadapan.
Di grup lain, Qatar bertemu Oman pada tanggal 8 Oktober, dan menutup kualifikasi saat menghadapi Uni Emirat Arab pada 14 Oktober. Di tengah-tengah jadwal, Oman dan Uni Emirat Arab akan bertanding pada 11 Oktober.
Selain penjadwalan situasi tidak sehat hadir juga ketika AFC menetapkan Ahmad Al Ali sebagai wasit dalam laga Indonesia vs Arab Saudi. Meski belakangan wasit asal Kuwait itu dikabarkan mundur, bukan berarti masalah selesai begitu saja.
Pada jeda internasional FIFA bulan September 2025, Indonesia juga sempat "dikerjai" Kuwait, tim dari kawasan Timur Tengah, yang secara mendadak memutuskan batal beruji coba. Sebagai gantinya, PSSI mendatangkan Taiwan, tim yang secara kemampuan lebih lemah.
Akibatnya, berkaca dari pengalaman ini, ditambah perlakuan kurang baik dari tuan rumah, khususnya saat bermain 2-2 melawan Bahrain dan kalah 1-2 dari Tiongkok, PSSI memilih menolak tawaran fasilitas akomodasi dari Arab Saudi untuk babak keempat.
Kalau melihat situasi secara umum, perilaku nakal seperti ini menjadi satu fenomena biasa di level Asia. Makanya, muncul mentalitas jago kandang di sini. Posisi tuan rumah lalu menjadi satu hal penting, tapi ini malah menjadi kontraproduktif.