Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Garuda Muda dan Bayang-Bayang Kembalinya "Mode Setelan Pabrik"

27 Juli 2025   22:22 Diperbarui: 28 Juli 2025   06:52 10907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U23 Indonesia Jens Raven bersama Robi Darwis (ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO via Kompas.com)

Di Piala AFF U-23 edisi 2025, Timnas Indonesia U-23 mampu melangkah ke final. Catatan performanya pun terbilang impresif, 10 gol, 3 kali menang dan sekali imbang, dengan hanya sekali kebobolan.

Secara statistik, performa tim asuhan Gerald Vanenburg ini juga cukup impresif, karena mampu mencatat lebih dari 60 persen penguasaan bola. Jadi, wajar jika optimisme menjadi warna umum menuju laga final versus Vietnam.

Jika hanya melihat catatan statistik, semuanya terlihat meyakinkan, tapi jika melihat cara bermain dan suasana yang ada di sekeliling tim, ada satu hal yang jujur saja sedikit mengkhawatirkan.

Di turnamen kelompok umur tingkat ASEAN ini, Garuda Muda seperti menghidupkan kembali versi "setelan pabrik" yang dulu familiar.

Ada "hype" berlebihan saat membabat Brunei Darussalam 8-0 di laga pembuka, seolah-olah tim sudah tampil luar biasa. Padahal, performa luar biasa itu hanya terlihat di babak pertama, yang mampu mencetak 7 gol, sebelum akhirnya menurun di babak kedua.

Meski terlihat seperti satu taktik pengaturan kondisi, penurunan performa seperti ini adalah sinyal lampu kuning. Terbukti, Kadek Arel dkk cukup keteteran saat menghadapi Filipina, Malaysia dan Thailand.

Meski bisa mendominasi penguasaan bola, mereka masih rawan dalam situasi serangan balik, dan terlalu banyak bergantung pada situasi bola mati. Gol tunggal kemenangan atas Filipina berawal dari lemparan jauh Robi Darwis, sementara gol ke gawang Thailand di semifinal berawal dari sepak pojok.

Dari segi skema permainan, umpan kombinasi atau serangan dari bawah sering macet di sepertiga akhir lapangan, karena para pemain terlalu asyik menggoreng bola, saat seharusnya bisa mengoper atau menembak.

Situasi ini membuat stamina para pemain tampak terkuras di babak kedua. Benar-benar persis seperti Timnas Indonesia mode "setelan pabrik".

Ada juga sorotan berlebih kepada Jens Raven, atas 6 golnya ke gawang Brunei, tim yang selalu kalah di fase grup. Meski layak diapresiasi, semua sorotan yang ada telah membuat pemain Bali United ini berada dalam situasi kurang nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun