Paradoksal menjadi satu deskripsi kata sifat, yang secara unik mampu menggambarkan bagaimana performa Manchester United di musim 2024-2025. Maklum, tim yang tampil seadanya di kompetisi domestik, bisa terlihat digdaya di Liga Europa.
Seperti diketahui, tim kesayangan Manchunian tersesat di papan tengah Liga Inggris, juga tersingkir di Piala FA dan Carabao Cup. Situasi semakin parah, karena ada pergantian pelatih dari Erik Ten Hag ke Ruben Amorim pada prosesnya.
Meski begitu, kekacauan di kompetisi domestik tidak (setidaknya belum) menular di Liga Europa. Sejak fase liga, mereka melaju tanpa pernah kalah.
Setelah menyingkirkan Olympique Lyon (Prancis) secara dramatis di perempatfinal, tim asuhan Ruben Amorim mampu menggasak tuan rumah Athletic Bilbao (Spanyol) 3-0 di Stadion San Mames, yang notabene merupakan venue final Liga Europa musim 2024-2025.
Dengan kemenangan telak di leg pertama ini, bisa dibilang satu kaki MU sudah berada di final. Ini performa yang sangat impresif, untuk ukuran tim yang diterpa gonjang-ganjing.
Uniknya, anomali ini juga menghadirkan anomali performa, khususnya pada be pemain yang sering jadi titik lemah tim.
Harry Maguire bisa mencetak gol dan tampil layaknya seorang pemain bintang. Bruno Fernandes mampu menjadi motor lini tengah, sementara Casemiro bak kembali sejenak ke level performa tinggi, seperti saat masih di Real Madrid.
Padahal, dengan materi pemain kurang lebih sama, rival sekota Manchester City ini malah lebih sering menciptakan momen-momen kocak bin absurd. Andre Onana, Casemiro, dan Maguire kerap melakukan blunder fatal di area pertahanan, selagi Bruno Fernandes kering kreasi di lini tengah.
Sisi suram yang ada semakin lengkap, karena disaat Liverpool, sang rival bebuyutan, berpesta merayakan gelar juara Liga Inggris, MU justru membuat Manchunian bergembira, hanya karena aman dari jerat degradasi.
Jika ditambah performa melempem Rasmus Hojlund dan lini depan secara umum, khususnya di kompetisi domestik, rasanya The Red Devils seperti tim berwajah ganda, karena jejak performa ini hampir tak bersisa di kompetisi "liga malam Jumat".